TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang maskapai penerbangan Batik Air dan Citilink Indonesia terlantar selama beberapa jam pasca banjir menerjang landasan pacu pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu 1 Januari 2020 pagi. Mereka tampak menyemut memenuhi selasar bandara sejak pagi tanpa kepastian jadwal keberangkatan.
"Saya sudah sejak pukul 08.00 WIB di sini. Semestinya sudah berangkat pagi tadi, tapi sampai sekarang belum dapat pembaruan jadwal," ujar Fitri, 42 tahun, saat ditemui Tempo di kawasan bandara itu, Rabu menjelang sore.
Semestinya, Fitri akan terbang ke Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, dengan pesawat Citilink. Namun, rencananya terbang ke kampung halaman berantakan setelah operator Bandara Halim Perdanakusuma mengumumkan pembatalan sejumlah penerbangan.
Di selasar bandara itu, Fitri berdiri di antara sekian ratus orang yang mengantre di depan ruang informasi selama tiga jam. Ia berada di baris antrean tengah; dan di belakangnya masih mengular sekitar 300 meter antrean lagi.
Fitri dan orang-orang yang mengantre itu tengah berjuang mengurus penukaran jadwal atau pengalihan rute tiket penerbangan. Antrean dibagi menjadi dua baris, yang masing-masing untuk penumpang Citilink dan Batik Air.
Nasib lebih mujur dirasakan oleh seorang ibu usia 59 tahun asal Yogyakarta. Tak seperti Fitri yang mengantre sendiri, ibu yang tak mau disebutkan namanya itu tak mesti berdiri berlama-lama.