TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan berbagai pengembangan di Bandara Sultan Thaha Jambi mulai dari sisi darat atau land side, sisi udara atau air side hingga fasilitas publik dengan nilai investasi sekitar Rp 303 miliar.
"Pengembangan di Bandara Sultan Thaha tidak berhenti sejak terminal baru beroperasi karena potensi pasar penerbangan yang cukup besar di Jambi," kata Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin dalam siaran pers, Minggu, 29 Desember 2019.
Awaluddin mengatakan pengembangan di sisi darat mencakup perluasan area terminal penumpang pesawat dari 12 ribu meter persegi menjadi 22 ribu meter persegi. Adapun, kapasitas meningkat dari 1,6 juta penumpang per tahun menjadi 2,6 juta penumpang per tahun.
Dia menambahkan pada 2018 jumlah penumpang pesawat di Jambi telah mencapai 1,8 juta penumpang, sehingga perluasan terminal memang dinilai perlu agar standar pelayanan tetap terjaga.
Pengembangan dilakukan juga di sisi udara yaitu perpanjangan runway dari 2.220 x 45 meter menjadi 2.600 x 45 meter. Dilakukan juga perluasan apron dari 38 ribu meter persegi menjadi 46.500 meter persegi agar mampu mengakomodir 13 unit pesawat.
Selain itu, AP II mengimplementasikan Airport Digital Journey Experience di Bandara Sultan Thaha melalui digital way finding, smart toilet review, digital banner, smart taxy, customer touchpoint feedback, officer digital equipment, dan videotron.
“Kami mendukung agar Sultan Thaha dapat menjadi bandara internasional. Dari Jambi ada sejumlah rute penerbangan internasional yang berpotensi misalnya Singapura, Malaysia, Arab Saudi dan Cina serta negara lainnya,” ujarnya.
Saat ini, Bandara Sultan Thaha melayani enam maskapai yaitu Lion Air, Garuda Indonesia, Wings Air, Citilink, Sriwijaya Air, Batik Air dan Susi Air yang melayani penerbangan dari dan ke 10 destinasi domestik.
BISNIS