TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Polisi Triwarno Atmojo menyebutkan dampak makin terbukanya rute penerbangan internasional dari dan ke bandara baru Yogyakarta International Airport.
Ia menyatakan, makin padat dan terbukanya rute penerbangan internasional bandara itu bakal mengundang kerawanan terkait peredaran narkoba dari luar dan masuk ke Yogyakarta. "Kami indikasikan bandara YIA memang menjadi salah satu titik kerawanan (peredaran narkoba)," ujar Triwarno, Jumat, 27 Desember 2019.
Yogyakarta International Airport (YIA) digadang-gadang bakal beroperasi penuh awal 2020 nanti. Nantinya seluruh penerbangan domestik dari Bandara Adisutjipto atau bandara lama akan dipindahkan ke YIA secara bertahap mulai pertengahan Januari 2020.
Saat ini ada 168 penerbangan yang ada di Bandara Adisutjipto. Sedangkan di YIA ada 30 penerbangan yang merupakan rute baru atau bukan pindahan dari Adisutjipto. Totalnya, jika seluruhnya dialihkan, akan ada hampir 200 penerbangan di YIA.
Lebih jauh Triwarno menuturkan, sering kali dari penemuan kasus narkoba yang dinilai berkualitas A atau bagus datang dari hasil impor seperti jaringan Cina. Sehingga wilayah wilayah Indonesia yang memiliki bandara internasional memang menjadi prioritas pengawasan.
Tak hanya bandara di Yogyakarta, kata Triwarno, Bali dan Medan juga menjadi titik terbesar peredaran narkoba. "Tujuan peredaran terbesar salah satunya di Yogya, tapi kami jarang menangkap (pengedar) yang TKP (tempat kejadian perkara) nya di Yogya. TKP nya justru di Magelang, Solo, dan sekitar Yogya," ujarnya.
Oleh karena itu, BNNP DIY bersama Forum Keamanan Bandara mengantisipasi penyelundupan narkoba lintas provinsi juga via jaringan internasional. "Tetap kami awasi karena kurun waktu setahun ini saja kami temukan kasus peredaran dengan jumlah besar sebanyak dua kali dari Bandara Adisutjipto," kata Triwarno.
Selain itu, BNNP DIY juga mengusulkan adanya penjagaan dengan anjing pelacak di YIA atau K-9. Sebab bagaimana pun, kata Triwarno, ada beberapa pelacakan yang tidak bisa cepat dilakukan manusia. "Kami sedang upayakan penempatan anjing pelacak di YIA."
Pelaksana Tugas General Manager Yogyakarta International Airport, Agus Pandu Purnama sebelumnya mengungkapkan saat ini progress pembangunan bandara itu sudah mencapai 90 persen. "Saat sesuai target, sehingga diharapkan mendukung beroperasinya YIA pada Maret 2020," katanya.