Sekedar tahu.
Ternyata bagus sekali. Tidak kalah dengan milik perusahaan penerbangan negara maju.
Lalu saya mencari kursi saya di kelas ekonomi. Duduk di 38E. Sambil melongok fasilitas yang tersedia.
Tempat duduknya nyaman. Tidak ada cela sama sekali. Jarak antar kursi pun sangat longgar --biar pun ini kelas ekonomi.
Setelah take off, ada pengumuman menarik: pesawat ini dilengkapi wifi. Gratis! Bisa dilihat di ponsel masing-masing.
Saya langsung buka ponsel. Demikian juga dua penumpang seberang saya.
Penumpang bisa mendaftar dalam dua kategori. Sebagai pelanggan atau tamu.
Saya coba yang pelanggan. Ternyata harus isi banyak pertanyaan. Saya gagal untuk pertanyaan ke-5: apakah binatang peliharaan Anda.
Saya pun pindah ke pilihan lain: sebagai tamu. Cukup mengisi alamat email.
Langsung connect.
Ada banyak pilihan: yang bayar USD 20, USD 16, USD 11, atau yang gratis.
Perbedaan harga itu berdasar besar kecilnya megabyte.
Sedang yang gratis itu, hanya bisa untuk kirim teks.
Cukuplah.
Saya bisa kirim WA ke teman. Untuk membanggakan Garuda --bahwa saya bisa kirim WA dari pesawat Garuda terbaru."
Setelah itu, Dahlan bercerita soal Jiwasraya. Usai membahas Jiwasraya, dia kembali bercerita pengalamannya naik Garuda.
"Pesawat ini penuh sekali. Ini memang musim liburan. Manusia seperti air bah menuju Bali.
Saya hanya mampir di Bali. Untuk terus ke arah Tenggara.