TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan total nilai investasi di Jawa Tengah sepanjang tahun 2019 mencapai Rp 222,26 triliun. Angka itu menunjukkan tren positif kinerja investasi di Jawa Tengah.
Ganjar menjelaskan, total investasi tersebut terdiri dari penanaman modal asing Rp 120,47 triliun dan penanaman modal dalam negeri 101,79 triliun. Investasi itu tersebar di 13.519 proyek dan menyerap 578.612 tenaga kerja di Jawa Tengah.
"Meliputi berbagai aspek seperti infrastruktur, pariwisata, ekonomi, dan lainnya," kata Ganjar di Bandara Jenderal Ahmad Yani Kota Semarang, Jumat, 27 Desember 2019.
Adapun Kabupaten Jepara menyerap investasi asing tertinggi di Jawa Tengah. Sebanyak 21 persen investasi yang masuk ke kota ukir tersebut. Sementara berdasarkan jenis, sektor listrik, gas, dan air menyerap investasi tertinggi dengan 42 persen.
Realisasi investasi di Jepara mampu menyerap 6.448 tenaga kerja indonesa dan 67 tenaga kerja asing. "Di Jepara ini ada apa, PMA-nya tertarik masuk ke Jepara. Maka kabupaten dan kota kita harapkan untuk membuka diri," kata Ganjar.
Sementara realisasi investasi dari dalam negeri tertinggi berada di Kabupaten Cilacap. Kemudian di tempatnya selanjutnya Kota Semarang, Kabupaten sukoharjo, dan Kabupaten Semarang.
Adapun realisasi PMA berdasarkan negara asal paling tinggi diduduki Jepang dengan nilai investasi sebesar US$ 1,92 juta. "Jepang masih menduduki yang pertama, juara satu investasi," kata Ganjar.
Setelah Jepang, terdapat Korea Selatan, Cina, dan Singapura sebagai negara asing menanamkan
investasi terbesar di Jawa Tengah. "Ini yang kemarin isu banyak perusahaan masuk ke Jateng. Ini karena basis masyarakat bagus, investasi berjalan," kata Ganjar.