TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II yakin pendapatan perusahaan bisa melonjak hingga 33,6 persen pada tahun depan. Sementara pendapatan perseroan pada tahun ini diprediksi hanya naik 1 persen.
"Tahun depan mudah-mudahan tembus Rp 12,7 triliun. Bandara kami bertambah, bisnis inorganik juga berjalan dan memperluas adjacent business," kata Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, Rabu, 25 Desember 2019.
Awaluddin memperkirakan pendapatan AP II tahun ini mencapai Rp 9,5 triliun. Angka itu naik dibanding tahun lalu sebesar Rp 9,4 triliun. Kenaikan pendapatan ini diyakini tercapai meskipun ada penurunan jumlah penumpang.
Perseroan sebelumnya mengeluarkan prognosa jumlah penumpang sepanjang 2019 sebesar 90,46 juta orang, sedangkan realisasi pada 2018 mampu menembus 112,6 juta orang. Adapun selisih penurunan keduanya mencapai 18,85 persen.
Awaluddin menyebutkan pendapatan bisa tetap tumbuh setelah mengambil sejumlah strategi seperti memperluas portofolio bisnis, melakukan efisiensi, serta meningkatkan pergerakan penumpang di rute internasional. Dengan begitu, perseroan tidak lagi bergantung dari passenger service charge (PSC), sehingga pendapatan tetap dapat tumbuh.
PSC adalah bisnis aeronautika yang berasal dari kontribusi penumpang pesawat atas jasa dan fasilitas yang ada di bandara. Strategi memperluas portofolio bisnis yang dijalankan pada 2019 memperbesar kepemilikan saham di PT Gapura Angkasa menjadi 46,62 persen sehingga menjadi pemegang saham pengendali.
Adapun, Gapura merupakan perusahaan jasa penunjang kebandarudaraan (ground handling). Selain itu, kata Awaluddin, bisnis digital yang dijalankan sejak 2018 telah tumbuh signifikan pada tahun ini.
Bisnis digital perseroan terbagi dalam tiga bagian yakni Airport E-Commerce, Airport E-Payment, dan Airport E-Advertising. AP II juga menggenjot kinerja anak usaha yakni PT Angkasa Pura Propertindo (APP), PT Angkasa Pura Solusi (APS), dan PT Angkasa Pura Kargo (APK). "Strategi bisnis tersebut akan dilanjutkan pada 2020. Bisnis inorganik akan menjadi andalan perseroan," ujar Awaluddin.
Pada 2019, pendapatan nonaeronautika AP II mencapai Rp 3,86 triliun. Angka itu tumbuh 10 persen secara year-on-year (y-o-y) dari Rp 3,47 triliun.
Awaluddin juga mengembangkan transformasi digital dalam melakukan pengembangan bandara dan peningkatan pelayanan melalui inovasi teknologi seperti artificial intelligence, internet of things, big data analytics, roboting, automation, virtual reality hingga augmented reality.
AP II, kata Awaluddin, juga tak akan berkutat lagi di hal-hal konvensional dalam pengelolaan bandara. "Kami ingin mewujudkan era baru berbasis infrastruktur digital di pelayanan kebandarudaraan,” tuturnya.
BISNIS