TEMPO.CO, Palembang - Kepala Bidang Humas Polda Sumsel, Kombes Pol, Supriyadi menyatakan lokasi kecelakaan maut yang menimpa bus Sriwijaya di Liku Lematang Desa Plang Kenidai Kota Pagaralam dikenal rawan lantaran topografi jalan cenderung turunan berbelok nyaris berbentuk lingkaran.
Supriyadi menyebutkan lokasi tersebut juga sering terjadi kecelakaan berdasarkan laporan yang kerap masuk ke polsek setempat. "Tapi itulah satu-satunya jalur yang bisa dilintasi kalau lewat Pagaralam," ujarnya, Selasa, 24 Desember 2019.
Jika memang terdapat jalur alternatif lain dari Palembang ke Bengkulu di Kota Pagaralam, menurut Supriyadi, maka pengendara lebih baik tidak melewati Liku Lematang tersebut.
Kota Pagaralam merupakan wilayah pegunungan memang dikenal memiliki jalan penghubung yang berliku dan naik-turun. Tak jarang di sisi jalan terdapat jurang yang mengarah ke semak-semak maupun sungai, kondisi tersebut kadang diperparah dengan tidak adanya penerangan di beberapa titik.
Namun saat kejadian nahas Bus Sriwijaya, kondisi penerangan jalan diketahui cukup baik dan tidak mengalami masalah. Polisi juga masih menyelidiki penyebab terjunnya bus dari ketinggian 100 meter.
Sementara hingga Selasa pukul 15.00 WIB, data tim SAR gabungan menyebut 26 penumpang dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia dan 13 lainnya dinyatakan selamat meski mengalami luka-luka. "Tim kepolisian sudah membentuk unit identifikasi di RS Besemah karena semua korban dibawa ke sana," kata Supriyadi.
Sebelumnya Bus Sriwijaya Jenis Mitsubishi Fuso Plat No Polisi BD 7031 AU rute Bengkulu - Palembang masuk ke jurang di Liku Lematang Jalan Lintas Pagaralam - Lahat KM 9 Desa Plang Kenidai Desa Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagaralam pada Senin malam pukul 23.15 WIB.
ANTARA