Dia menjelaskan, hambatan investasi yang masih dialami para pelaku usaha baik asing maupun lokal ini di antaranya seperti permintaan fasilitas dan insentif tax holiday, dan masalah lahan.
"Ada masalah lahan yang tumpang tindih karena lahan yang sudah dibeli ternyata milik perusahaan lain. Masalah-masalah seperti ini yang membuat potensi investasi tadi tidak bisa terserap optimal," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, sudah ada 20 perusahaan skala besar baik PMA maupun PMDN yang sudah melakukan izin prinsip dan diharapkan bisa tergarap tahun depan. Dari potensi Rp708 triliun tersebut, kebanyakan mengincar investasi di wilayah Banten, Kepulauan Riau, dan sejumlah daerah di luar Jawa.
Diharapkan dengan momentum dibangunnya ibu kota baru di Kalimantan pun dapat memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi baru di wilayah timur seperti Sulawesi, Maluku dan Papua. "Yang paling akan didorong adalah investasi di Papua karena pemerintah ingin menunjukkan bahwa infrastruktur yang sudah dibangun di sana harus bisa menunjukkan hasil terhadap sektor industri, pertambangan dan perkebunan," imbuh Nurul.
BISNIS