Padahal, sektor tersebut memberikan kontribusi besar pada penerimaan pajak. "Kalau sektor manufaktur tidak tumbuh maka penerimaannya akan terus tertekan seperti 2019," ujar Enny.
Sebagai gambaran, pemerintah menargetkan defisit keseimbangan primer pada angka Rp 12,01 triliun dengan defisit anggaran pada angka Rp 307,22 triliun atau 1,76 persen dari PDB pada 2020. Pemerintah juga telah berkomitmen untuk melebarkan defisit apabila belanja perlu dipertahankan dalam rangka memberikan stimulus pada perekonomian.
Hingga November 2019, defisit anggaran nasional tercatat telah melebar pada angka 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB. Defisit anggaran ini senilai Rp 368,9 triliun.
Meski defisit melebar ke angka 2,29 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis bahwa defisit anggaran pada akhir tahun akan mengecil. Defisit diproyeksikan berada sekitar angka 2,22 persen dari PDB.
Hal ini terutama didukung oleh membaiknya penerimaan pajak dari sektor riil. "Kita akan terus melihat dua minggu terakhir, tapi dua minggu pertama ada perbaikan dari sektor riil yang memperbaiki penerimaan pajak," ujar Sri Mulyani, Kamis 19 Desember 2019.
Tercatat, per 13 Desember 2019 defisit anggaran sudah turun ke angka 2,21 persen dari PDB. Hal ini karena membaiknya penerimaan negara. Pada tanggal yang sama, pendapatan negara tercatat tumbuh mencapai 1,6 persen (yoy).
BISNIS