Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sawit Indonesia Dihambat Uni Eropa, Wamendag: RI Ingin Sikap Adil

image-gnews
Jerry Sambuaga di Kompleks Istana Kepresidenan jelang pelantikan wakil menteri 2019-2024, Jakarta, 25 Oktober 2019. TEMPO/Ahmad Faiz
Jerry Sambuaga di Kompleks Istana Kepresidenan jelang pelantikan wakil menteri 2019-2024, Jakarta, 25 Oktober 2019. TEMPO/Ahmad Faiz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga baru saja bertemu dengan Komisi Eropa, lembaga eksekutif negara-negara Uni Eropa, di Brussels, Belgia. Pertemuan dilakukan dalam rangka perundingan ke-10 Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement yang masih terus berlangsung.

Dalam perundingan tersebut, Jerry kembali menekankan sikap tegas Indonesia terkait diskriminasi produk kelapa sawit oleh Uni Eropa. “Agak sedikit ironis ketika mereka (Uni Eropa) blok kelapa sawit kita,” kata dia dalam Tempo Economic Briefing di Westin Hotel, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.

Jerry mengatakan, negara-negara Uni Eropa selama ini dikenal gencar mendorong keterbukaan dalam arus perdagangan global. Tapi sekarang, mereka justru menghambat kelapa sawit Indonesia masuk ke sana. “Kalau konsisten dengan perdagangan internasional, produk apapun harusnya dibuka secara lebar dan luas,” kata dia.

Sejak Juni 2018, Komisi Eropa telah menyepakati inisiatif keberlanjutan lingkungan dalam Renewable Energy Directive atau RED II pada Juni 2018. Lewat inisiatif ini, Eropa melarang penggunaan bahan bakar yang beresiko tinggi karena ditanam di area bekas tanaman pangan. Kelapa sawit pun dinilai masuk dalam kategori ini.

Jerry memahami, negara manapun memiliki cara masing-masing untuk melindungi produsen dan konsumen dalam negeri mereka. Tapi yang diinginkan Indonesia adalah sikap yang adil. “Bukan dengan proteksionisme,” kata dia.

Sebab pada kenyataannya, kata Jerry, konsumen dan produsen makanan yang banyak menggunakan kelapa sawit justru berasal dari Eropa. Sehingga, tak seharusnya Uni Eropa menerapkan larangan tersebut dengan alasan keberlanjutan. 

Setelah ditelusuri pun, kata Jerry, ternyata ada lobi dari beberapa politisi di Parlemen Eropa dibalik diskriminasi sawit Indonesia ini. Tapi Jerry memperingatkan, bahwa Eropa hanyalah sebagian dari lingkup pasar kelapa sawit yang lebih besar. “Negara lain juga sudah menanti (menerima sawit Indonesia),” kata dia.

Meski demikian, segala tensi yang terjadi tetap dibahas dalam perundingan IEU-CEPA ini. Presiden Joko Widodo atau Jokowi, kata Jerry, meminta perundingan bisa rampung dan membuahkan hasil pada pertengahan 2020.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski telah berulang kali mendengar pernyataan dari pejabat Indonesia, Komisi Eropa tetap pada keputusannya. Ditemui pada Jumat, 8 November 2019, Konselor Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Michael Bucki, mempertegas sikap Uni Eropa.

Bucki menilai bahwa minyak kelapa sawit memiliki risiko yang tinggi terhadap lingkungan. “Minyak kelapa sawit beresiko tinggi, tidak bisa dibantah,” kata Bucki saat ditemui di Kantor Uni Eropa di Menara Astra, Jakarta.

Lebih jauh Bucki mengakui pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah perbaikan dalam industri kelapa sawit. Indonesia dinilai juga sebenarnya memiliki niat yang baik untuk memperbaiki tata kelola sawit ini. Namun, Uni Eropa menilai masih beberapa hal yang belum diimplementasikan penuh, seperti penanaman kebun kelapa sawit yang legal dan terdaftar “Saya kita belum diimplementasikan penuh."

Bucki menegaskan, RED II bukanlah diluncurkan untuk minyak kelapa sawit semata, tapi untuk semua bahan bakar biofuel yang beresiko tinggi atau masuk dalam kategori ILUC risk.

Ia  juga membantah pernyataan sejumlah pejabat pemerintah Indonesia yang selama ini menyebut RED II hadir karena Uni Eropa tak ingin produk mereka seperti sunflower oil dan rapeseed dikalahkan minyak kelapa sawit. “Saya tidak tahu, mengapa mereka (pejabat Indonesia) mengatakan itu,” kata dia.

Kini, bersamaan dengan perundingan IEU-CEPA, Indonesia resmi mengirimkan Request for Consultation ke Uni Eropa pada Senin, 9 Desember 2019. Artinya, Indonesia sudah siap bertarung melawan RED II Uni Eropa di World Trade Organization (WTO).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

4 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

4 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

5 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.


Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

6 hari lalu

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters
Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.


Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

7 hari lalu

Petugas polisi berdiri selama protes yang oleh penyelenggara disebut sebagai
Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

Sebagian besar negara anggota PBB masuk ke dalam daftar negara yang sudah mengakui negara Palestina. Negeri sedang mengalami konflik dengan Israel


Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

7 hari lalu

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi. Reuters
Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.


Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

9 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.


Langkah Nyata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez Akui Negara Palestina

10 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Langkah Nyata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez Akui Negara Palestina

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez siap mengakui negara Palestina. Berikut langkah Pedro Sanchez ajak Eropa dukung kemerdekaan Palestina.


Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

14 hari lalu

Ilustrasi perempuan mengunjungi rumah tetangga. Foto: Freepik.com
Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

Spanyol berencana menghapus golden visa yakni program yang memberikan hak kepada warga di luar Uni Eropa untuk membeli proporti di Spanyol


Jerman Legalkan Ganja untuk Rekreasi Mulai 1 April 2024

22 hari lalu

Ilustrasi Ganja. Getty Images
Jerman Legalkan Ganja untuk Rekreasi Mulai 1 April 2024

Pemerintah Jerman melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi mulai 1 April 2024, menyusul negara-negara Eropa lainnya.