TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada akhir pekan ini diprediksi masih menguat di bawah Rp 14.000 per dolar AS. "Dalam perdagangan akhir pekan rupiah kemungkinan ditutup menguat," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019.
Salah satu faktor penguatan rupiah berasal dari dalam negeri. Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kemarin memutuskan menahan suku bunga di level 5 persen, setelah memangkas 100 basis poin di tahun ini dengan inflasi masih dalam kisaran target.
Bank sentral juga melihat pergerakan rupiah masih stabil pada tahun depan dengan perkiraan defisit transaksi berjalan masih aman. Sebelumnya pemerintah menyatakan yakin kisaran defisit 2,7 persen dari PDB tahun ini dan 2,5 persen dan 3 persen di tahun depan.
Adapun faktor eksternal berasal dari pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin tentang kabar baik fase pertama dari perjanjian perdagangan AS-Cina. Perjanjian perdagangan kedua negara itu akan ditinjau dari kacamata teknis hukum dan akan dirilis serta ditandatangani pada awal Januari 2020.
Lebih jauh Ibrahim memperkirakan rupiah pada Jumat ini akan bergerak di kisaran Rp13.965 per dolar AS hingga Rp 13.997 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 13.993 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 13.983 per dolar AS.
ANTARA