TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil besok akan menemani Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyimak presentasi 5 besar peserta sayembara desain ibu kota baru. “Sebagai juri saya mesti datang,” kata dia, di Bandung, Kamis, 19 Desember 2019.
Ridwan Kamil mengatakan, semula juri akan memilihkan 3 terbaik desain gagasan ibu kota baru yang akan mempresentasikan desainnya di depan Presiden Jokowi. “Diubah jadi 5 besar, langsung Pak Jokowi yang mutusin."
Ketika ditanya lebih jauh soal penjurian tersebut, Ridwan Kamil mengaku tidak bisa bicara banyak. “Saya bersumpah, tidak boleh sekalimat-pun mengarah pada (isi penjurian),” ucapnya.
Yang pasti, Ridwan Kamil mengaku, hari ini dirinya seharusnya bertemu juri lainnya di Jakarta untuk membahas mekanisme penjurian dari 5 besar rancangan yang terpilih. “Hari ini harusnya ke Jakarta, rapat mekanismenya,” kata dia.
Sebelumnya, seluruhnya terdapat 257 desain ibu kota baru yang lolos tahapan pertama sayembara desain ibu kota baru Indonesia. Di tahapan ini, 13 juri sayembara akan memilih 5 besar.
Ridwan Kamil menjadi satu-satunya gubernur yang diminta menjadi juri dalam sayembara desain ibukota baru. Juri lainnya di antaranya Imam S Ernawi, Profesor Gunawan Tjahjono (Universitas Indonesia), Profesor Wiendu Nuryanti (Universitas Gadjah Mada), hingga seniman patung Nyoman Nuarta.
Seluruh juri bertemu Kamis, 12 Desember 2019, ini di Hotel Sahid Jakarta, memulai penjurian tahap pertama. Di tahap pertama tersebut, seluruh juri memberikan penilaian pada kriteria nilai-nilai sustainability, simbol kenegaraan dan budaya, serta smart city. “Ini kan ibu kota negara jadi semua nilai itu harus ada,” kata Ridwan Kamil, 12 Desember 2019.
Ridwan Kamil mengaku kesulitan menilai 257 desain itu karena semuanya baik. “Sangat melelahkan karena 257 peserta dikali empat lembar, per lembarnya banyak informasi. Tapi ini tugas negara harus dijalankan dengan baik,” kata dia.
Sebagai satu-satunya juri dengan latar kepala daerah sekaligus arsitek, Ridwan Kamil mengaku punya kriteria tersendiri dalam menilai peserta sayembara desain ibu kota baru tersebut. “Saya adalah satu dari 13 juri yang diminta untuk memberikan penilaian secara profesional, keilmuan dan kebetulan saya arsitek perencana kota dulunya jadi memahami hal-hal teknis yang harus dimiliki oleh desain kota terbaik,” ucapnya.
Ada sejumlah kriteria yang ditimbangnya dari desain peserta sayembara ibu kota baru tersebut. “Kalau kriteria dari saya ada empat nilai yang harus ada. Pertama, bentuk geometrinya harus bagus, apakah miring, lurus atau lengkung,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, penilaian tidak berhenti pada bentuk geometri. “Kedua, harus monumental. Seperti ada alun-alun dan jalan utama untuk parade. Kemudian yang ketiga, harus kontekstual karena wilayah ibu kota baru ini bersuhu tropis, banyak sungai, dan bukti,” katanya.
Terakhir, sistem kota tersebut harus berjalan. "Artinya kotanya harus workable, orangnya bisa berjalan kaki, kotanya tidak panas, jaraknya berdekatan. Itu kriteria yang saya tetapkan, tapi tiap juri kan beda-beda. Ada yang back-ground-nya akademisi, lanskap, insinyur teknik, kalau saya kombinasi gubernur yang paham tata negara dan kota,” kata Ridwan Kamil.