TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan penerimaan cukai setelah Juni 2019 hingga kini terus turun. Ia menduga kondisi ini terjadi karena dampak penurunan produksi rokok sesudah proses Pemilu Presiden beberapa bulan lalu.
Tapi Sri Mulyani tak menjelaskan kenapa produksi rokok menurun. “Mungkin waktu Pemilu banyak yang ngerokok, sesudah itu orang gak ngerokok lagi,” canda Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.
Sepanjang semester I 2019, penerimaan cukai berhasil tumbuh hingga 32,87 persen year-on-year (yoy). Tapi pada kuartal III, pertumbuhannya menurun jadi 2,57 persen.
Kemudian pada Oktober 2019, pertumbuhan penerimaan cukai menjadi negatif 7,99 persen. Baru pada November, angkanya membaik meski masih tercatat negatif 0,5 persen.
Penerimaan cukai memang menurun di akhir tahun. Tapi hingga 30 November 2019, penerimaan cukai telah mencapai Rp 139,5 triliun atau 84,3 persen dari target APBN. Sementara, penerimaan cukai berikut kepabeanan sudah mencapai Rp 176,23 triliun atau 84,4 persen dari target APBN.
Sehingga, meski pertumbuhan cukai pada November 2019 negatif 0,5 persen, Sri Mulyani tetap yakin target akan tercapai hingga akhir tahun. “Seiring dengan pola pelunasan kredit cukai,” kata dia.
Beda dengan penerimaan cukai, penerimaan pajak masih 72,02 persen dari target APBN. Sri Mulyani pun lantas menyinggung dua anak buahnya yang mengurus dua pos penerimaan ini.