Edhy mengatakan tujuan dari rencana ekspor itu agar masyarakat yang selama ini tergantung dengan benih lobster itu terus hidup. "Orang yang menolak (soal wacana ekspor) itu kan enggak tahu isi dan masalah sebenarnya. Hanya ikut ikutan saja kebanyakan," ujar Edhy.
Edhy mengakui selama ini yang menjadikan sumber pemicu polemik itu soal benih lobsternya. Edhy menilai jika benih itu memang berhasil dibudidayakan dan bisa dikembangkan di tanah air, menurutnya tak masalah jika hasil budidaya atau pembesaran lobster itu diekspor.
"Sekarang kan yang jadi masalah benurnya, baby lobsternya. Kalau memang bisa dikembangkan di sini benih itu, ya kita bisa ekspor hasil pembesarannya," ujar Edhy.
Edhy menuturkan Kementerian Kelautan dan Perikanan pun tak menutup mata dengan berbagai kritik dan masukan soal wacana ekspor yang jadi polemik itu. Sebab sejauh ini pemeritah baru dalam tahap mendengar masukan masyarakat dan tidak mengeluarkan biaya apapun.
"Kami masih mendengar dan menyiapkan aturan, belum ada juga intervensi APBN. Walaupun ke depannya akan ada misalnya untuk membantu infrastruktur untuk membantu pembesaran (lobster)," ujar Edhy.
Edhy pun mengatakan wacana ekspor benih lobster merupakan aspirasi yang muncul dari bawah. Pihaknya sebagai pemerintah masih menampungnya. Ia menambahkan sebelum yakin atas kebenaran informasi soal ekspor benih yang berkembang itu, ia meminta berbagai pihak tak langsung meributkannya.
PRIBADI WICAKSONO