Tempo.Co, Jakarta - Kementerian Perhubungan atau Kemenhub menyoroti tingginya potensi curah hujan sepanjang Desember 2019 hingga Februari 2020 terhadap aktivitas penerbangan. Situasi ini kemungkinan akan berdampak terhadap pada keterlambatan maupun pengalihan rute pendaratan pesawat.
Untuk menjamin keselamatan penerbangan saat cuaca buruk, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub meminta sejumlah pihak mengantisipasi. "Kami mengimbau kepada semua pihak, baik regulator, pengelola bandara, dan operator untuk dapat bersinergi sekaligus mengantisipasi dan bekerja sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Polana dalam keterangan tertulis, Kamis, 19 Desember 2019.
Badan Metereologi dan Geofisika atau BMKG sebelumnya telah memprediksi puncak musim hujan periode 2019 dan 2020 di 342 Zona Musim alias ZOM. BMKG memperkirakan puncak musim hujam akan terjadi pada Desember 2019 hingga Febuari 2020.
Polana menjamin, Kemenhub selaku regulator bakal bekerja optimal untuk mewujudkan penerbangan yang selamat, aman, dan nyaman. Pihaknya juga bakal melakukan pengawasan keamanan penerbangan dan berkomunikasi dengan stakeholder.
Adapun pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2019, Polana memastikan akan menggelar inspeksi armada pesawat, personel sarana dan prasarana, serta prosedur penerbangan. Kementerian Perhubungan sebelumnya telah memprediksi puncak mudik angkutan Natal dan tahun baru akan tersebar dalam beberapa hari.
Puncak mudik akan terjadi pada 21-22 Desember, 24 Desember, dan 31 Desember. Sedangkan puncak balik untuk angkutan penerbangan diprediksi terhadi pada 4-5 Januari 2020.
Polana mencatat, total penumpang pesawat pada masa angkut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 menurun 8,4 persen dibanding dengan tahun lalu secara year on year. Bila tahun lalu penumpang berjumlah 5,76 juta, tahun ini totalnya hanya 5,28 juta orang.