TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, 20 ribu ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang mengalami penurunan kualitas alias rusak akan dilelang secara keseluruhan. Ia menuturkan, sudah ada dua perusahaan yang bersedia untuk membeli komoditas pangan tersebut.
"Baru dua, saya enggak tahu (perusahaan jenis apa)," ujar Buwas di Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu, 18 Desember 2019.
Buwas mengatakan, saat ini pihaknya sudah masuk ke dalam tahap penawaran lelang. Harga beras yang semula Rp 8.100 per kilogram kini pun masih dalam tahap penghitungan di laboratorium untuk menentukan harga lelang berdasarkan kelayakan fisik.
"Nanti laboratorium bisa diketahui (harga) dan kekurangan harus diganti juga minggu depan. Pokoknya penawaran tertinggi berapa akan dilaporkan ke Menteri Keuangan," kata Buwas.
Ia menjelaskan, beras rusak itu nantinya dapat diolah untuk pembuatan tepung, pakan ternak, atau ethanol. “Kan ada pembagian-pembagian. Pembagian lelang itu untuk tepung berapa banyak, yang mau dilelang untuk pakan ternak berapa banyak, untuk etanol berapa banyak,” Budi Waseso menjelaskan.
Buwas mengungkapkan bahwa tenggat waktu lelang akan ditutup pada pekan depan. Karena itu ia mengharapkan, tidak hanya dua perusahaan tersebut yang mengajukan penawaran, melainkan sebanyak mungkin pihak yang mau menawar beras Bulog tersebut
“Minggu depan baru tutup lelang. Karena kita ingin sebanyak mungkin yang ikut lelang. karena itu beras negara kan, jangan sampai itu merugikan,” ujar Budi Waseso.
Dengan adanya persoalan itu, Buwas mengungkapkan kebijakan lembaganya di tahun 2020 akan lebih berfokus pada penguatan peran komersial. Hal itu sejalan dengan berkurangnya penugasan dari pemerintah dalam penyediaan beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Ke depannya, Perum Bulog akan Iebih meningkatkan kinerja komersial melalui penjualan komoditi pangan melalui online dan offline, juga optimalisasi aset dan penguatan anak perusahaan serta unit bisnis,” kata Buwas.
EKO WAHYUDI