TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan sejumlah strategi sektor perekonomian di depan puluhan mahasiswa asing dari Stanford University. Strategi yang dilakukan adalah dengan fokus pada kebijakan peningkatan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur dan reformasi struktural.
"Sektor SDM, soal isu korupsi, membuat institusi publik yang bersih dan efisien, membangun infrastruktur, semua hal ini adalah beberapa hal yang paling sulit dilakukan. Dan Presiden Jokowi mengambil jalan itu, dan hal itulah yang saat ini akan kami lakukan," ujar Sri Mulyani di Hotel Ritz-Carlton Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 17 Desember 2019.
Adapun sebelumnya, Sri Mulyani menjadi pembicara dalam forum Global Study Trip Program mahasiswa master pada Graduate School of Business Stanford University. Dalam forum itu, Bendahara Negara diberikan pertanyaan mengenai sejumlah strategi Indonesia yang diperkirakan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-5 pada 2045.
Sri Mulyani melanjutkan, sejumlah strategi yang diambil oleh pemerintah merupakan keputusan yang terbilang sukar. Sebabnya, hal ini tidak hanya melibatkan satu pihak saja tetapi melibatkan banyak pihak dan juga lintas sektor.
Menurut Sri Mulyani, kebijakan paling mudah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan fokus pada peningkatan belanja negara saja. Selain itu, dari sisi fiskal pemerintah juga bisa memutuskan untuk tidak menarik pajak dengan masif.
Langkah itu, bagi pasar dan ekonomi secara keseluruhan disebut sebagai langkah baik. Adapula langkah untuk menurunkan tingkat suku bunga lebih rendah dari sisi makroekonomi. Namun, sejumlah kebijakan itu justru buruk bagi keberlangsungan fiskal negara, dan keberlanjutan ekonomi domestik.
Sri Mulyani mengatakan usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi terpilih kembali banyak aspirasi yang muncul mengenai perekonomian. Salah satunya, adalah cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi pada 2045. Langkah ini ditempuh untuk menghindari Indonesia terjebak dalam middle income trap.
"Sebagai negara besar, baik dari geografinya, populasinya dan ukuran ekonominya, tentu Indonesia punya keuntungan dan ketidakuntungnya," ujar Sri Mulyani.
Karena itu, Sri Mulyani optimistis sejumlah strategi itu bisa mendorong ekonomi Indonesia bisa lebih baik pada 2045. Apalagi, dengan konteks Indonesia yang berada di regional Asia Tenggara (ASEAN) ekonomi yang dinamis cukup memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia.