TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan penguatan usai dibuka pada Senin, 16 Desember 2019. IHSG menguat ke level 6.225 atau 0,45 persen dibandingkan pembukaan pada pukul 09.35 WIB.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, penguatan tersebut sejalan dengan sinyal adanya kesepakatan fase I antara Cina dengan Amerika Serikat (AS) terkait perang dagang. Dalam hal ini, AS sepakat menunda pengenaan tarif impor dari Cina sebesar US$ 160 miliar.
"Kesepakatan itu membuat AS menunda kenaikan tariff bea impor produk Cina yang menurut jadwal mulai akan efektif pada Ahad, 15 Desember 2019 kemarin," kata Hans dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Ahad 15 Desember 2019.
Kendati demikian, lanjut Hans, sentimen lewat kesepakatan fase I Cina-AS itu tak optimal meredakan pasar keuangan. Namun, kesepakatan fase I ini hanya menghilangkan kekhawatiran pasar menjelang kenaikan tarif pada 15 Desember 2019.
Pelaku pasar keuangan dunia justru berharap adanya penghapusan tarif yang sudah berlaku. Khususnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang terus melambat semenjak perang dagang kedua negara.
"Detail kesepakatan fase I antara Cina dengan Amerika Serikat akan dinantikan pelaku pasar," tulis Hans.
Hans mengatakan sentimen positif dari luar juga datang dari keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan tingkat suku bunga. Hal itu mengindikasikan bahwa Bank Sentral AS tersebut kemungkinan tidak akan melakukan kenaikan suku bunga pada 2020.
Keputusan itu dinilai penting karena menghilangkan ketakutan pasar keuangan. Yang mana, bank sentral bakal mengulangi kesalahan yang sama pada 2018, lewat pengetatan kebijakan moneter secara prematur yang justru memukul pasar keuangan.
Dengan sejumlah sentimen itu, Hans memperkirakan IHSG pekan ini berpeluang konsolidasi melemah. Adapun IHSG bakal support di level 6.139 sampai 6.095 dan resistance di level 6.210 sampai 6.250.
DIAS PRASONGKO
