Dua orang pengunjung terlihat asyik saling memotret di depan instalasi. Mereka adalah Rafli 23 tahun dan Rima, 25 tahun. Keduanya datang dari Jakarta Pusat.
Selain berfoto, Rafli dan Rima datang untuk belanja jins serta kaus-kaus produk lokal. "Barangnya variatif, harganya murah," kata Rafli kepada Tempo. "Tertarik dengan jins. Lalu ada spot foto. Bagus ya," tutur Rima, menimpali.
Menjelajahi lebih jauh ruang-ruang ekshibisi, Tempo bukan lagi melihat pameran instalasi, melainkan mendapati tenant-tenant. Deretan tenant itu umumnya menjual produk celana jins, kaus, topi, hingga dompet. Rata-rata produk yang dipamerkan terlihat bermodel ala distro.
Di tengah ruang ekshibisi, ada juga beberapa pelukis muda tengah memulas-mulas kain. Mereka menggambar pola yang abstrak, lagi berwarna-warni. Tak jauh dari lokasi para pelukis itu, ada panggung kecil yang menampilkan pertunjukan musik elektronik. Dentumannya muda dan membuat pengunjung yang datang sesekali bergoyang.
Pengumuman dari manajemen yang menyampaikan permohonan maaf karena membatalkan rilis penjualan sepatu edisi terbatas Compass edisi 98 Vintage yang desain oleh @oldblueco, hari ini, Sabtu, 14 Desember 2019 (Sumber: IG sepatucompass).
Ketua Pelaksana Wall of Fades, Delano Alvin, mengatakan pameran ini berlangsung hingga esok, Ahad, 15 Desember 2019. Ia optimistis jumlah pengunjung sampai hari terakhir mencapai 40 ribu orang dengan total transaksi Rp 4 miliar.
"Dengan pembatalan rilis Compass ini tak ada pengaruhnya. Target kami tetap segitu," katanya. Target itu berasal dari penjulalan produk di 75 tenant yang bergabung dengan Wall of Fades.