TEMPO.CO, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sedang menyelesaikan restrukturisasi utang perusahaan sebesar US$ 2,2 miliar. Direktur Krakatau Steel Silmy Karim yakin jika restrukturisasi selesai, utang tersebut bisa dilunasi 10 tahun ke depan terhitung per 2019.
"Skemanya adalah, satu, kita melakukan reschedule utang. Kita langsung akhir saja ke 10 tahun dan dengan cicilan bersahabat dengan kemampuan Krakatau Steel secara bertahap," kata Silmy di gedung Badan Koordinator Penanaman Modal atau BKPM, Jakarta, Jumat, 14 Desember 2019.
Dia mengatakan Krakatau Steel masih mengurus restrukturisasi utang dari empat bank. "Targetnya, tahun ini kami bisa menyelesaikan restrukturisasi utang ke semua bank tempat meminjam utang," kata dia.
Empat bank yang dimaksud adalah CIMB Niaga, Standard Chartered, OCBC, dan DBS. Dia mengatakan utang perusahaan di keempat bank tersebut, porsinya 22 persen dari total utang yang harus direstrukturisasi.
Dia mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir turun langsung bersama wakil menteri membantu restrukturisasi utang Krakatau Steel.
Silmy mengatakan perseroan juga sedang mencari pendanaan dengan menjual aset-aset perusahaan non produktif. Namun, dia enggan membeberkan aset perusahaan mana yang bakal dilepas.
Pada 2020, dia juga yakin Krakatau Steel untung. Menurutnya, hal itu bisa tercapai karena restrukturisasi utang bakal rampung akhir 2019.
HENDARTYO HANGGI