TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan tidak ada ayam goreng dan kopi merek asing yang dijual di sekitar exit tol Jogja-Solo karena akan diisi dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal. Namun pemerintah daerah masih mencari formulasi yang tepat untuk meningkatkan perekonomian warga di sekitar area tol.
“Enggak [tidak ada yang jual ayam merek luar negeri dan kopi merek luar negeri] karena untuk di Jogja itu UMKM yang masuk di sana UMKM lokal, [kalau kopi] ya kopi merapi. Kami tidak ingin seperti Brebes orang mau beli telur saja harus turun ngalang,” kata Kepala Bappeda DIY Budi Wibowo Jumat, 13 Desember 2019.
Budi menjelaskan keberadaan enam exit tol dari kawasan Maguwoharjo, Depok, Sleman hingga Gamping, Sleman sebagai upaya agar DIY tidak hanya kelewatan jalan tol saja. Melalui exit tol tersebut, kemungkinan akan dibuat semacam rest area atau pusat perekonomian baru.
Tempat itu akan menampung UMKM lokal, sehingga dipastikan tidak ada ruang lagi bagi ayam goreng dan kopi merek asing yang ingin membuka dagangan di kawasan itu.
Sesuai dengan komitmen awal, kata dia, keberadaan tol harus menguntungkan bagi warga. Selain itu hanya UMKM lokal yang boleh berjualan di sekitarnya. “Kita lihat exit tolnya yang pasti menumbuhkan ekonomi masyarakat Jogja, bukan sekadar lewat tetapi juga mampir rest area atau pusat perekonomian baru yang itu peruntukannya bagi UMKM,” ucapnya.
Terkait perencanaan detail pusat perekonomian baru, kata Budi, Bappeda masih membahasnya bersama pihak-pihak terkait, sehingga belum ada keputusan bentuknya. Penataan pusat perekonomian baru itu akan dilakukan sembari menunggu pembangunan tol.
“Dengan banyak exit tol ini harapannya akan tumbuh perekonomian baru di sekitarnya, kenapa kami bersikeras enam titik itu karena biar aksesnya lebih bagus untuk Jogja. Mesti akan terkait dengan rest area, tetapi paling tidak, ekonomi di sekitarnya bisa tumbuh,” katanya.
BISNIS