TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap keberadaan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAIE) bisa ikut mendorong terciptanya perbaikan ekonomi keseluruhan. Khususnya, ekonomi yang inklusif bagi seluruh umat dan juga rakyat Indonesia.
"Karena, tantangan pembangunan ekonomi Islam pada prinsipnya identik dengan tantangan pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut karena tujuan membangun ekonomi nasional juga identik dengan tujuan ekonomi islam," ujar dia saat dilantik menjadi Ketua Umum IAIE periode 2019-2023 di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Jakarta, Jumat, 13 Desember 2019.
Pelantikan tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Matan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia dilantik sebagai ketua bersama dengan Badan Pengurus Harian IAEI terdiri dari 357 orang.
Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengatakan ekonomi dan keuangan syariah harus dikembangkan secara komprehensif dan terintegrasi. Dalam hal ini, ekonomi dan keuangan syariah harus dibangun harmonis, sejalan dengan program-program yang telah disusun oleh otoritas atau lembaga atau kementerian terkait.
"Selain itu, untuk mendapatkan kepercayaan publik, ekonomi dan keuangan syariah harus dibangun dengan mengedepankan unsur tata kelola yang baik, profesionalisme dan transparansi," kata dia.
Bendahara Negara itu menjelaskan, keterlibatan IAEI dalam program pemerintah itu, dilakukan berdasarkan kompetensi yang dibangun dan relevan terhadap tantangan yang dihadapi. Lima isu struktural yang sangat penting untuk diatasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yaitu sumber daya manusia, infrastruktur, regulasi yang simpel, birokrasi yang efisien dan melayani, serta transformasi ekonomi.
"Kelima hal itulah yang akan menjadi arah bagi kepengurusan IAEI dalam menentukan program kerja selama empat tahun ke depan," tutur Sri Mulyani.
DIAS PRASONGKO