TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro meminta Grab Indonesia untuk tidak cepat berpuas diri. Meski segera meluncurkan mobil listrik, Bambang mempertanyakan apakah sumber dari listrik yang digunakan itu sudah sepenuhnya berasal dari energi bersih atau energi terbarukan.
"Jadi kalau ibarat sekolah, lulus masih dengan nilai 70 lah, tapi lebih baik dari 0. Jadi tahapannya belum finish," kata Bambang dalam acara peluncuran Roadmap Ekosistem Kendaraan Listrik oleh Grab di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Desember 2019.
Dalam acara ini, Grab memamerkan calon mobil listrik yang akan mereka luncurkan Januari 2020, yaitu sedan keluaran Hyundai Indonesia. Mobil ini dipajang di bawah tulisan layar panggung 0 persen polusi dan 100 listrik.
Selain mobil, Grab memamerkan dua motor listrik. Masing-masing keluaran PT Gesits Technologies Indonesia dan PT Astra Honda Motor.
Bambang terus mendorong Grab untuk meningkatkan kapasitas kendaraan listrik di perusahaan mereka. Sampai pada tahap ketika masyarakat Indonesia sudah menganggap mobil dan motor listrik di jalanan sebagai hal yang biasa.
Dalam acara ini, hadir pula perwakilan PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN. PLN lah yang menjadi salah satu pemasok daya bagi mobil listrik. Oktober 2019, Kantor PLN di Gambir, Jakarta sudah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang bisa digunakan semua pemilik mobil listrik.
Sehingga di depan direksi, Bambang meminta PLN memperhatikan aspek dari nilai antara investasi awal energi bersih dan biaya operasinya. "Kalau PLN analis lebih menyeluruh, pasti energi terbarukan itu masuk dalam penyediaan listrik," kata dia.
Selain itu, Bambang berterima kasih kepada Grab karena sudah mengakomodir motor listrik Gesits. Sebab, Gesits menjadi produk inovasi anak bangsa yang jadi fokus pengembangan di kementeriannya. "Cara paling mudah (mengembangkannya), ya lewat ojol, ojek online," kata dia.
Saat peluncuran Roadmap Ekosistem Kendaraan Listrik oleh Grab, Presiden Grab Ridzki Kramadibrata meminta agar upaya mereka ini bisa mendapat dukungan penuh. "Jangan sampai jadi langkah sendiri," kata bos Grab Indonesia ini.
FAJAR PEBRIANTO