TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo meminta semua pihak untuk tak meragukan kapasitas dirinya dalam menjaga lingkungan. Sebab, bagaimana mungkin seorang menteri menjadi pihak perusak lingkungan yang pertama.
"Tidak ada dalam kamusnya menteri merusak lingkungan, menteri mana yang sepakat? Jadi jangan ragukan kapasitas Edhy Prabowo sebagai Menteri KKP untuk jaga lingkungan," kata Edhy di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis 12 Desember 2019.
Menurut Edhy, salah satu bukti dirinya menjaga lingkungan paling sederhana terlihat dari keputusannya dalam penanaman pohon di rumah dinasnya maupun rumah pribadinya. Dengan biaya sendiri, Edhy mengatakan, total telah menanam sebanyak antara 30 ribu hingga 40 ribu pohon di sejumlah lokasi.
Adapun pernyataan Edhy tersebut terlontar seusai dirinya banyak membahas mengenai polemik ekspor benih lobster yang diwacanakan oleh Kementerian. Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa ekspor benih lobster tersebut belum diputuskan dan masih dalam kajian.
Dia menjelaskan keputusan membuka keran ekspor itu karena masih melihat ada masyarakat yang hidupnya bergantung lewat mencari dan menjual benih lobster. Karena itu, bila kemudian secara tiba-tiba ada larangan penjualan dan ekspor lobster tentu masyarakat itu bisa kehilangan penghasilan.
Baca Juga:
"Intinya bagaimana nelayan yang mengambil benih lobster, nelayan yang nangkap lobster besar-besar tidak kehilangan pekerjaan. Dua mata sisi pedang ini yang harus saya temukan dalam satu kesempatan yang sama," kata dia.
Edhy menuturkan, meski ekspor benih lobster menjadi opsi kebijakan, dia tak sepakat jika benih lobster diekspor semuanya dari seluruh benih yang ditangkap. Sebab, jika diekspor seluruhnya, tak ada nilai tambah yang bisa didapatkan oleh negara. Dia justru berkeinginan benih lobster bisa dibudidayakan seluruhnya.
Selain itu, Edy juga meminta jangan sampai perhatian kepada isu lingkungan yang besar digunakan sebagai kedok untuk menghambat pertumbuhan ekonomi. Sebab, bagaimana pun harus ditemukan formula yang tepat untuk menjaga lingkungan dengan menjaga pertumbuhan ekonomi.
"Jaga keseimbangan itu yang harus diakali. Jangan sampai pertumbuhan terhambat hanya karena kita selalu bersembunyi berkedok lingkungan, atau dengan alasan lingkungan tidak ada kehidupan. Namun, saya juga tidak ingin pertumbuhan merusak lingkungan," tutur politisi Partai Gerindra ini.