TEMPO.CO, Karawang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada hari ini meresmikan ekspor perdana Isuzu Traga oleh PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Ia mengatakan mau memenuhi undangan Isuzu ini lantaran selaras dengan fokus kerja pemerintah, yakni mengurangi impor dan meningkatkan ekspor.
Jokowi berharap ekspor ini bisa membantu menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan (CAD). " Ini yang pemerintah harapkan. Ekspor meningkat, naik, yang pada ujungnya CAD kita makin mengecil dan akhirnya bisa surplus," katanya di pabrik Isuzu Karawang Plant, Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur, Kamis 12 Desember 2019.
Kepada seluruh pelaku industri otomotif, Jokowi menargetkan pada 2024 Indonesia minimal bisa mengekspor 1 juta unit kendaraan. "Caranya gimana, saya gak mau tau," ujar Jokowi.
Presiden Direktur PT. Astra International, Prijono Sugiarto, mengatakan Isuzu Traga pertama kali dikenalkan pada 2018. Isuzu Traga, kata dia, merupakan kendaraan pick up medium kebanggaan perusahaannya.
Prijono menjelaskan Isuzu Indonesia dipercaya sebagai negara satu–satunya yang mengembangkan dan memproduksi Isuzu Traga. Untuk ekspor perdana ini, rencananya Isuzu bakal mengirim 6 ribu unit Isuzu Traga ke Filipina hingga akhir 2020. Ia memperkirakan kontribusi pada devisa negara dari ekspor ini mencapai US$ 66 juta per tahun.
Menurut Prijono, pada tiga tahun ke depan, Isuzu Indonesia berencana memperluas negara tujuan ekspor Isuzu Traga hingga lebih dari 20 negara. "Tidak hanya di Asia Tenggara, namun juga Timur Tengah, Amerika Latin, serta beberapa negara di Afrika," kata dia.
Prijono berujar ekspor Isuzu Traga ini sudah mendapatkan Fasilitas Pembebasan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dari Kementerian Keuangan. Dengan menggunakan fasilitas ini, ucap dia, impor bahan baku yang diolah, dirakit, dipasang pada barang dan hasil produksinya akan diekspor tidak dipungut bea masuk dan PPn Impor.
Prijono mengklaim ekspor Isuzu Traga ini memberi dampak positif pada lingkaran eksternal bisnis Isuzu. Alasannya ekspor ini membutuhkan penambahan supplier hingga total supplier yang terlibat mencapai 119 perusahaan.
"Secara keseluruhan, ekspor akan memberikan tambahan penghasilan bagi para supplier hingga US$ 9 juta per tahun, serta penambahan omset untuk perusahaan logistik dapat mencapai US$ 300 ribu per tahun.