TEMPO.CO, Jakarta -
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar angkat bicara terkait inistiatif Blue Dot Network yang baru saja diluncurkan Amerika Serikat bersama aliansinya: Australia dan Jepang. Menurut Mahendra, Indonesia tetap terbuka dan menyambut baik inisiatif apapun yang bisa mendorong lebih banyak pertumbuhan investasi, infrastruktur, dan konektivitas dari negara manapun.
“Kita tentu melihatnya sebagai keinginan yang positif keterlibatan investasi dari berbagai pihak, dalam arti yang positif” kata Mahendra Siregar saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019.
Di satu sisi, Indonesia terbuka pada standar dalam pembangunan infrastruktur yang ditawarkan dalam inisiatif ini. Tapi di sisi lain, Indonesia juga ingin mendorong standar yang juga bisa diterima oleh banyak pihak di dunia internasional.
Blue Dot Network merupakan sebuah inisiatif multisektor yang diluncurkan pada Senin, 4 November 2019, dalam ajang Indo-Pacific Business Forum di Bangkok, Thailand. Inisiatif ini diluncurkan untuk mempromosikan pengembangan infrastruktur global. Infrastruktur global ini diklaim memiliki kualitas tinggi dan memiliki standar yang dapat dipercaya.
Lewat Blue Dot Network, nantinya akan ada evaluasi dan sertifikasi terhadap proyek infrastruktur yang sesuai standar di kawasan Indo-Pasifik. "Untuk menciptakan infrastruktur yang berkualitas, untuk menciptakan peluang, progres, dan stabilitas” kata Executive Vice President The U.S. Overseas Private Investment Corporation (OPIC) David Bohigian.
Media asing menulis inisiatif ini sebagai upaya Amerika Serikat untuk menandingi Proyek Jalur Sutera milik Cina. Akan tetapi, Under Secretary for Economic Growth, Energy, and Environment, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Keith Krach membantahnya. "Saya pikir ini bukan respons atas Belt and Road Cina tapi ini kebutuhan dari negara-negara yang terlibat," kata dia.
Menurut Mahendra Siregar, Indonesia tidak melihat keduanya sebagai sebuah persaingan konsep antara Amerika dan Cina. Indonesia fokus pada aspek good governance, transparansi, dan kepentingan negara terkait dalam penerapannya inisiatif yang diluncurkan negara manapun.
Inisiatif Blue Dot Network besutan Amerika ini, kata Mahendra Siregar, sebenarnya terbuka untuk para pihak yang berminat untuk terlibat. Peluang itu dimiliki oleh semua negara, tak hanya Indonesia. “Tapi kita melihatnya itu sebagai suatu tawaran yang terbuka saja, tidak harus yes or no,” ujarnya.