TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan percepatan negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi maupun perjanjian perdagangan untuk mempercepat ekspor. "Pak Menteri Perdagangan (Mendag), Bu Menteri Luar Negeri (Menlu), ini betul-betul kalau perlu setiap hari kejar terus untuk negara-negara potensial yang menjadi ekspor produk-produk kita yang kita belum memiliki perjanjian kemitraan," kata Presiden Jokowi dalam sambutan pembukaannya saat rapat terbatas bertopik "Akselerasi Program Perindustrian dan perdagangan, pengembangan Industri dan Perdagangan" di Kantor Presiden, Jakarta pada Rabu.
Jokowi juga menyoroti perlunya percepatan perjanjian perdagangan dengan negara-negara ASEAN, anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kawasan (RCEP), hingga negara-negara Afrika.
Jokowi meminta pemerintah memperkuat negosiasi dalam memetakan produk-produk yang berpotensi untuk diekspor.
Dia berharap pengusaha dalam negeri berpartisipasi memaksimalkan peluang tersebut.
Selain itu, pemerintah juga terus menuntaskan upaya memperbaiki pelayanan dan insentif bagi investor. "Kita harus menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah; memangkas beberapa regulasi yang menghambat kinerja ekspor, pembenahan akses pembiayaan ekspor, kemudian meningkatkan kualitas produk ekspor baik dari sisi packaging, branding dan lain-lainnya, dan juga penyiapan kawasan industri yang berorientasi ekspor yang betul-betul terintegrasi," demikian Presiden.
Jokowi juga memerintahkan kabinetnya memberi keleluasaan bagi investasi industri subtitusi produk impor, seperti industri besi baja, dan petrokimia. Dia menailai perlu ada langkah konkrit dalam mendorong tumbuhnya industri subtitusi impor yang akan mendorong terciptanya lapangan kerja di Tanah Air.