TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini memimpin rapat kabinet terbatas tentang Strategi Pengembangan Riset dan Inovasi serta Penataan Badan Riset dan Inovasi Nasional. Dalam pengantarnya, Presiden menyinggung soal agenda riset yang memboroskan anggaran
"Tumpang tindih agenda riset yang menyebabkan pemborosan anggaran harus segera kita akhiri," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019.
Jokowi menuturkan, fokus pemerintah seharusnya bukan sekadar memperbesar anggaran, namun memastikan hasilnya efektif dan memberikan manfaat nyata. Anggaran riset yang tersebar di berbagai kementerian, kata dia, harus dipadukan dengan peta jalan yang benar. "Akan sangat bermanfaat bagi kemajuan negara kita," kata dia.
Menurut Jokowi, kunci agar Indonesia bisa menjadi negara maju adalah dengan berinvestasi di bidang riset dan inovasi. Alasannya, lewat riset dan inovasi lah akan lahir gagasan-gagasan baru yang terhubung dengan dunia usaha, industri, sehingga meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Ia berujar, fokus riset harus terarah dan mulai dibawa ke bingkai kerja yang sama, yakni membawa Indonesia keluar dari middle income trap menuju negara maju. "Apalagi kita berhadapan dengan dunia yang berubah dengan cepat," tutur Jokowi.
Indonesia, menurut Jokowi, harus memiliki sebuah strategi besar untuk memilih agenda-agenda riset yang perlu diberikan dukungan secara besar-besaran. "Oleh sebab itu kita harus pilih agenda riset yang paling diprioritaskan yang disepakati akan memberikan dampak signifikan kepada kemajuan negara," ucap dia.
Selain itu, Jokowi meminta ekosistem untuk berkembangnya riset dan inovasi harus diperkuat. Ia menyarankan mulai dari regulasi, SDM, kelembagaan, sistem insentif dan keterhubungannya industri, hak cipta, hingga anggaran yang dibutuhkan diperkuat.
AHMAD FAIZ