TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan mundurnya Achmad Zaky sebagai chief executive officer atau CEO perusahaan tidak mendadak. Menurut dia, rencana itu telah disampaikan oleh Zaky jauh-jauh hari.
"Ini sesuatu yang disiapkan sejak lama (oleh Zaky)," kata Fajrin di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa, 10 November 2019.
Fajrin menyebut rencana mundurnya Zaky dari kursi pemimpin perusahaan juga telah melalui diskusi yang panjang dengan manajemen. Sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Zaky menyatakan mundur secara resmi dari Bukalapak karena ingin berfokus pada kegiatan lain.
Selepas mundur dari perusahaan e-commerce penyandang valuasi unicorn itu, Zaky ingin beralih menjadi penasihat entitas, tech startup mentor, dan Ketua Yayasan Achmad Zaky yang akan segera didirikan. Adapun suksesi pimpinan Bukalapak ini akan berlaku efektif pada 6 Januari 2020.
Nantinya, Zaky akan digantikan oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin. Setelah Zaky mundur, Fajrin memastikan agenda pengembangan bisnis perusahaan tidak bakal terganggu dengan adanya perubahan pemimpin.
Ke depan, kata dia, Bukalapak masih terus berfokus meningkatkan pendapatan atau revenue. "Kami sampaikan, revenue Bukalapak meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Tren ini terus berlanjut kami akan berfokus bagaimana bisa mempertahankannya," ujarnya.
Calon Bos Bulapak, Rachmat Kaimuddin, sebelumnya menyatakan terharu dan berbangga lantaran memperoleh kepercayaan menjadi bagian dari proses pertumbuhan Bukalapak ke tahap selanjutnya. “Saya percaya Bukalapak adalah tempat di mana saya bisa bekerja bersama kawan-kawan saya untuk membuat perubahan positif yang berguna bagi bangsa dan negara ini. Saya harap dapat membantu Bukalapak memberikan dampak lebih luas untuk Indonesia,” katanya.
Di bawah kepemimpinan baru, Bukalapak bakal berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan talenta, modal, dan manajemen keuangan, serta memperkuat peran dalam mendukung UMKM Indonesia. Bukalapak adalah perusahaan teknologi unicorn Indonesia yang didirikan pada Januari 2010 sebagai sebuah pasar daring (online marketplace), yang saat ini memiliki lebih dari 70 juta pengguna aktif, lebih dari 5 juta pelapak, dan lebih dari 2 juta warung serta agen di seluruh Indonesia.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS