Iklan
Senada, Deputi Bidang Ketenagakerjaan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Pungky Sumadi juga optimistis pengentasan kemiskinan tetap akan berjalan baik meskipun ada ketidakpastian kondisi ekonomi makro. Menurut dia, Bappenas telah merancang program untuk menekan angka kemiskinan pada 2020. "Kami yakin angka kemiskinan akan turun," ujar Pungky kepada Tempo.
Beberapa program yang akan dijalankan di antaranya adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk 15,6 juta keluarga. Selain itu, program keluarga harapan (PKH) juga akan disalurkan untuk 10 juta keluarga. Kemudian, Pungky menuturkan pemerintah juga akan memperluas penanggulangan stunting. Tak hanya itu, Pungki mengatakan pemerintah juga akan memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Pada 2020, Managing Director Bright Indonesia, Awalil Rizky mengatakan banyak pihak memperkirakan Indonesia akan resesi ekonomi, sehingga harus dimitigasi. Sementara, Awalil menilai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020 tidak disusun dalam kerangka pikir mitigasi resesi. "Saya menduga pada 2020, kondisi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi terancam memburuk," ujar Awalil.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) persentase penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen. Angka tersebut turun 0,25 persen terhadap September 2018. Jika dibandingkan Maret tahun lalu, angka kemiskinan turun 0,41 persen. Adapun jumlah penduduk miskin pada Maret tercatat sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018.
Adapun garis kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar Rp 425.250 per kapita per bulan. Dalam empat tahun terakhir, tercatat 3,45 juta penduduk mampu keluar dari kemiskinan. Namun demikian, pencapaian ini lebih rendah dari target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang mematok target angka kemiskinan 7-8 persen pada 2019.
