Tempo.Co, Jakarta - Jumlah penumpang untuk pesawat angkutan niaga berjadwal pada masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 diprediksi anjlok 8,4 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Kementerian Perhubungan mencatat, pada tahun ini, jumlah penumpang diperkirakan hanya 5,28 juta jiwa.
Angka itu lebih kecil 480 ribu dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018. Setahun lalu, jumlah penumpang pesawat mencapai 5,76 juta.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Banguningsih Pramesti mengatakan melorotnya jumlah penumpang pesawat disebabkan berbagai hal. Salah satunya telah terjadi pergeseran tren dari angkutan udara ke angkutan darat.
"Sebanyak 70 persen pergerakan pemudik ada di Jawa. Karena jalanan di Jawa sudah bagus, Tol Trans Jawa sudah beroperasi, penumpang beralih ke transportasi darat," ujar Polana di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2019.
Polana mengatakan, secara umum, masyarakat, terutama keluarga, tertarik menggunakan mobil pribadi karena lebih efisien. Selain itu, ongkos yang mesti dikeluarkan lebih kecil ketimbang seluruh anggota keluarga menunggang pesawat.
Sejalan dengan Polana, Kepala Badan Penelitan dan Pembangunan Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan penurunan jumlah penumpang di sektor angkutan udara pada masa libur mendatang disebabkan oleh membaiknya infrastruktur jalan di lintas Pulau Jawa. Temuan ini bercermin dari meningkatnya pengguna jalan tol dari Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur atau sebaliknya.
Berdasarkan survei yang dilakukan Balitbang Kementerian Perhubungan untuk angkutan mudik Natal dan tahun baru, 69 persen masyarakat yang melakoni perjalanan darat di Pulau Jawa akan melewati Tol Trans Jawa. Survei itu melibatkan 2.300 responden terverifikasi. Adapun sigi dilakukan melalui sistem daring.
Di samping itu, peningkatan jumlah kapasitas untuk layanan kereta api turut membuat angka penumpang angkutan udara turun. Pada angkutan liburan tahun ini, ia menyatakan jumlah penumpang angkutan kereta api naik 4 persen.
Kendati begitu, Sugihardjo menyatakan penurunan angkutan penumpang di sektor udara pada masa Natal dan tahun baru tak setajam saat angkutan mudik Lebaran 2019. Pada Lebaran lalu, penurunan penumpang angkutan mencapai lebih dari 20 persen.