TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah menunjuk Rudiantara, sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Kabar itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Jadi saya kira Pak Presiden menunjuk Pak Rudi sudah keputusan yang sangat tepat. Dan saya kira PLN akan lebih bagus," ujar Luhut di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 9 Desember 2019.
Rudiantara merupakan calon kuat bos PLN yang disorongkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir kepada Jokowi. Pemilihan Rudiantara ini sejalan dengan proses perombakan direksi di tubuh perusahaan pelat merah yang tengah gencar dilakukan Erick.
Selain Rudiantara, Erick sempat mengusulkan beberapa nama lainnya. Salah satunya Sripeni Inten Cahyani yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Dirut PLN. "Akhirnya setelah di-review, barulah diperlukan figur yang besar," kata Erick Thohir kepada Tempo, Sabtu, 8 Desember 2019.
Tempo sudah mencoba menghubungi Rudiantara untuk mengkonfirmasi kabar ini melalui pesan pendek. Namun pesan Tempo tak direspons, kendati Rudiantara terlihat tengah online.
Dengan penunjukan ini, Rudiantara artinya bakal kembali lagi ke perusahaan setrum. Sebab, jauh sebelumnya, tepatnya pada 2008, Rudiantara pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN mendampingi Fahmi Mochtar.
Selama menjabat orang kedua di PLN, Rudiantara berperan besar dalam pencarian pendanaan perusahaan, terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Namun, ia mengundurkan diri pada 22 Desember 2009 lantaran merasa telah cukup berkarier di PLN dan ditawari posisi lain yang patut dipertimbangkan.
Sebelum menjadi Wakil Direktur Utama PLN, Rudiantara sempat mencicipi jabatan di BUMN lain, yakni sebagai Wakil Presiden Direktur PT Semen Gresik Persero. Manuvernya di BUMN juga kentara saat ia menjabat sebagai bos Telkomsel.
Lulusan Universitas Padjajaran itu juga pernah mengecap kursi bos Indosat selama 10-an tahun sejak 1990-an. Dari pengalamannya itu, Rudiantara lalu ditunjuk menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika pada 2014 lalu untuk melengkapi Kabinet Kerja Jokowi.
Selama menjadi menteri, Rudiantara tercatat memiliki beberapa prestasi. Misalnya melancarkan proyek infrastruktur komunikasi Palapa Ring.
Rudiantara juga mengupayakan infrastuktur TIK yang diklaim telah memberikan kontribusi pada tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen. Kemudian, pada 2015, ia melakukan penataan ulang (refarming) frekuensi internet 4G.
Meski memiliki sejumlah prestasi, Rudiantara tak luput dari kritik. Ia sempat disoroti lantaran telah memblokir jaringan di Papua saat kerusuhan terjadi pada Agustus hingga September lalu.
MAJALAH TEMPO | KORAN TEMPO | EKO WAHYUDI