TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pembangunan Menara Syariah di Kawasan Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Utara, bakal membuka banyak lapangan kerja anyar di Ibu Kota.
"Yang membanggakan bagi pemerintah karena akan mempekerjakan 5.000-20.000 orang tenaga kerja," ujar Airlangga saat memberi sambutan dalam acara pemancangan pertama pembangunan Menara Syariah di Swissotel, Jakarta Utara, Ahad, 8 Desember 2019. Apalagi kalau proyek ini terus berkembang menjadi kawasan Pusat Keuangan Syariah Internasional seluas 23,5 hektare.
Airlangga mengatakan pasar keuangan syariah dunia pasar tahun 2023 dibidik mencapai US$ 3 miliar. Per hari ini, kata dia, nilai itu baru mencapai US$ 460 juta. Meski demikian perkembangan keuangan syariah di Indonesia masih sangat tertinggal. "Hanya 10 persen dari keuangan kita yang basisnya syariah."
Padahal, porsi keuangan syariah di Arab Saudi sudah mencapai 51 persen. Sementara, di Malaysia keuangan syariah sudah sekitar 23 persen. Ia berharap pengembangan Menara Syariah bersama dengan Malaysia bisa menggenjot angka tersebut.
Menilik sistem keuangan Indonesia, Airlangga mencatat perbankan syariah di Indonesia baru ada 34 bank. Sedangkan, untuk takaful atau asuransi tercatat 58. "Ruang berkembangnya masih sangat besar," katanya.
Peletakan batu pertama alias ground breaking pembangunan infrastruktur dari gedung kembar Menara Syariah dilaksanakan pada Ahad petang, 8 Desember 2019. "Ini adalah awal dari megaproyek kawasan pusat keuangan syariah internasional di kawasan Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Utara," kata Presiden Direktur Agung Sedayu, Nono Sampono.
Menara kembar itu bakal berdiri di atas lahan seluas sekitar 4 hektare, bagian dari keseluruhan kawasan Pusat Keuangan Syariah Internasional yang seluas 23,5 hektare. Pembangunan dua menara itu akan membutuhkan waktu sekitar 20 bulan dan menelan biaya Rp 3,5 triliun.
Gedung tersebut nantinya akan menampung sekitar 5.000 orang karyawan. Adapun masing-masing gedung akan memiliki ketinggian 29 lantai gedung perkantoran, serta akan memiliki fasilitas ritel di tengahnya. Menara Syariah tersebut didesain oleh desainer dari DP Architecs Ltd, yang berpengalaman merancang gedung sejenis di timur tengah.
Dana pembangunan menara kembar itu hadir, antara lain, dari investor dalam negeri, yaitu PT Bangun Kosambi Sukses -- kerjasama dua konglomerat Agung Sedayu Group dan Salim Group. Selain itu ada pula PT Fin Centerindo, serta investor Malaysia, Matrix Concepts Holdings Berhad. Di samping itu, PT Nikko Sekuritas Indonesia ditunjuk sebagai penasehat keuangan.
Agung Sedayu Group dan Salim Group juga menggandeng sejumlah investor mancanegara untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sebab, keseluruhan Kawasan Keuangan Syariah Internasional itu akan membutuhkan investasi US$ 5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun dan jangka waktu 10 tahun.