TEMPO.CO, Jakarta - Oktober lalu, Dana Moneter Internasional atau IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2020 hanya 3,4 persen. Adapun Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2020 dari 3,0 persen menjadi 2,9 persen.
Melambatnya ekonomi dunia, seperti ramalan IMF maupun OECD, diperkirakan bakal menghantam semua negara tak terkecuali Indonesia. Majalah Berita Mingguan TEMPO menulis tujuh sektor industri yang berpeluang menjadi harapan bagi perekonomian dalam negeri. Salah satunya adalah tekstil dan garmen.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengatakan industri garmen dan tekstil di Indonesia berpeluang tumbuh pesat dalam lima tahun ke depan bila dapat optimal memanfaatkan situasi perang dagang Amerika Serikat-Cina. Rosan mengatakan dalam lima tahun mendatang, ekspor kedua produk itu berpotensi tumbuh hingga empat kali lipat.
Kondisi ini terjadi lantaran Indonesia berangsur mulai menggantikan posisi Cina sebagai pemasok produk garmen dan tekstil untuk Amerika Serikat setelah perang dagang pecah. Hal itu, kata Rosan, tercermin dari meningkatnya nilai ekspor kedua produk ke Negeri Abang Sam.
"Saya bicara dengan asosiasi garmen, tekstil, tahun ini kita menikmati ekspor kita naik 25-30 persen untuk ke Amerika Serikat. Kita makin kompetitif," ujar Rosan dalam diskusi bertajuk 'Economic Outlook' di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2019.
Rosan mengatakan, pada 2018, ekspor produk garmen dan tekstil Indonesia secara keseluruhan tercatat mencapai US$ 10 miliar. Sedangkan pada 2019, ekspor garmen naik US$ 3 miliar menjadi US$ 13 miliar.
Selain industri tekstil dan garmen, industri mana lagi yang menjadi harapan bagi perekonomian dalam negeri? Simak ulasan lengkap di MBM TEMPO.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA| BISNIS