TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat ini tengah melakukan kunjungan ke sejumlah kota di Cina. Salah satunya, Luhut mengunjungi kota Tongxiang, di Provinsi Zhejiang Utara, Cina.
Berkunjung ke kota itu, Luhut mengelar kunjungan ke kantor Zhenshi Holding Group. Di sana ia bertemua dengan Zhang Yuqiang, pendiri Zhensi Group. Adapun Zhenshi Group merupakan salah satu produsen fiber glass terbesar di dunia.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut menawarkan Zhang untuk berinvestasi di sektor energi hijau di Indonesia, yakni hydropower. Menurut dia, hydropower tengah dikembangkan oleh pemerintah Indonesia di Kalimantan dan Papua.
"Mengapa energi hijau sangat penting? Karena inilah yang menjadi pilihan masyarakat dunia saat ini. Investor dari Jepang dan Eropa sudah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di hydropower," ujar Luhut, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis 5 Desember 2019.
Luhut menjelaskan, kementerian siap membantu jika perusahaan berkeinginan untuk berinvestasi di sektor energi ini. Apalagi, jika berinvestasi di sektor yang memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian alam.
Sebelumnya, Luhut mengatakan bahwa sumber energi hijau yang ramah lingkungan bisa membantu memperbaiki current account deficit atau neraca transaksi berjalan. Menurut dia, dengan mengolah energi yang ramah lingkungan ketergantungan pada impor bahan bakar minyak dari fosil bisa ditekan.
“Jika ini bisa kami kelola, tentunya bisa dapat menekan neraca transaksi Indonesia. Perang dagang yang terjadi membuat kami sadar akan potensi ini," ujar Luhut, saat menjadi pembicara dalam Forum Bloomberg New Energy Finance, di Shanghai pada Rabu 4 Desember 2019, seperti dikutip Bisnis.
Dalam kesempatan itu Luhut juga menjelaskan, di Papua, energi hijau dengan hydropwer memiliki potensi yang masih bisa dikembangkan hingga 22.000 mega watt (MW). Di Kalimantan potensi Hydropwer mencapai 11.000 WW. Selain itu, masih ada lagi energi angin, biomass dan lainya dengan total potensi mencapai 443.208 MW.