TEMPO.CO, Jakarta - Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berada di zona merah selama perdagangan tiga hari ini. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan hal itu merupakan pengaruh dari pemberitaan soal kargo gelap di Garuda.
Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia hari ini, saham perusahaan pelat merah itu berada di Rp 496 per lembar saham. Harga itu turun 4 poin atau minus 0,8 persen dari harga pembukan di Bursa Efek Indonesia.
Pergerakan saham tertinggi pada perdagangan hingga siang ini berada di Rp 515 per lembar saham. Sedangkan terendah di Rp 490 per lembar saham.
Adapun saham berkode GIAA itu sudah ditransaksikan sebanyak 2.670 kali dengan volume sebanyak 23,82 juta lembar saham senilai Rp 11,85 miliar.
Menurut Nafan, pengaruh pemberitaan soal kargo gelap yang berujung pada pencopotan direktur utama Garuda terhadap pergerakan saham Garuda hanya berlaku secara temporer. "Yang terpenting kinerja fundamental GIAA sudah mulai dalam tren yang positif," kata Nafan saat dihubungi, Kamis, 5 Desember 2019.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengumumkan pencopotan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara lantaran terlibat kasus kargo gelap. "Saya sebagai Menteri BUMN akan berhentikan Dirut Garuda," katanya di kantor Kementerian Keuangan.
Ari diduga menjadi pemilik kargo gelap berupa motor Harley Davidson yang diselundupkan dari Prancis menuju Jakarta. Bea dan Cukai Soekarno-Hatta menyita benda itu di hanggar Garuda Maintenance Facility pada 17 November lalu.
Nafan mengatakan pencopotan Dirut Garuda itu, tidak terlalu berpengaruh terhadap investor. Menurut dia, investor tidak menunggu pengumuman calon dirut baru, namun melihat fundamental Garuda.
HENDARTYO HANGGI