TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyarankan agar tak perlu sampai ada pencopotan direksi Garuda Indonesia, yang terindikasi melakukan pengiriman kargo ilegal berisi spare part Harley Davidson. Ia mengatakan, seharusnya direksi Garuda menyadari sendiri posisinya, dan memilih mengundurkan diri.
"Sebelum dicopot lebih baik mengundurkan diri, kalau memang sudah merasa salah. Kita harus berjiwa samurai, mesti berani," kata Erick Thohir saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Desember 2019.
Erick Thohir mengatakan, seorang pemimpin harus menunjukkan sikap pemberani dan memiliki posisi yang jelas. Jika memang bersalah, tak cukup hanya dengan meminta maaf atau justru mengambinghitamkan orang lain.
"Kalau salah, ya ngaku salah. Itu menjadi bagian dari leadership," kata Erick Thohir.
Namun, Erick belum mau memastikan benar atau salahnya direksi Garuda Indonesia yang diduga terlibat kargo gelap berisi bagian motor Harley Davidson. Ia menegaskan saat ini ia dan Kementerian Keuangan masih mengedepankan asas praduga tak bersalah.
Karena itu, ia mengatakan saat ini masih menunggu penyelidikan dari Direktorat Jenderal Bea Cukai terkait kasus ini. Meski begitu, ia mengatakan bukti-bukti yang muncul saat ini cukup kuat mengindikasikan terjadinya pelanggaran.
Ia mengatakan akan segera mengumumkan hasil penyelidikan kasus ini, juga nasib direksi Garuda Indonesia ke depan, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani. "Sesegera mungkin (akan diumumkan). Kalau bisa hari ini, ya hari ini," kata Erick Thohir.