TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan prediksi ketidakpastian global yang akan terus berlanjut menjadi resesi telah disampaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Lembaga itu bahkan telah memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 3 persen pada 2019.
"Kalau ekonomi dunia sudah 3 persen, itu sudah dekat dengan resesi atau sudah resesi. Biasanya negara berkembang tumbuh lebih tinggi, sekarang sudah all across the board. Berarti semua negara melemah,” katanya di The Westin, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2019.
Akibat ketidakpastian yang hadir dalam pola dan frekuensi yang sangat cepat berubah itu, kata Sri Mulyani, kepercayaan diri dunia usaha semakin menurun sehingga turut berdampak pada perekonomian. "Hari ini kita percaya proyeksinya begini, besok bisa berubah sama sekali. Ini pemberat dari kemajuan ekonomi dunia,” ujarnya.
Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia berupaya membuat suatu ekosistem yang dapat dipercaya oleh para dunia usaha yaitu melalui investasi dengan membenahi 72 UU dengan menggunakan metode omnibus law.
“Simplifikasi regulasi dan reformasi birokrasi. Presiden memprioritaskan bagaimana keruwetan yang disederhanakan, reformasi birokrasi termasuk hilangkan berbagai halangan investasi,” ujar Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan penggunaan APBN secara efektif dapat mewujudkan berbagai program pemerintahan Presiden Joko Widodo jilid II seperti peningkatan kualitas SDM dan pembangunan infrastruktur yang dinilai akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi berikutnya.
“Kita harus gunakan instrumen dari penerimaan, perpajakan dan non pajak, belanja, serta pembiayan untuk menetralisir pelemahan dari transmisi global ke dalam negeri. Jadi desain fiskal untuk menunjang prioritas itu,” kata Sri Mulyani.
Terkait hal ini, Kementerian Keuangan menggunakan kebijakan fiskal melalui pemanfaatan APBN yang efektif dan tepat sasaran sebagai langkah tepat untuk menghadapi adanya gejolak perekonomian global tersebut.
ANTARA