TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menyatakan tengah mendorong industri kendaraan bermotor untuk melakukan reorientasi produksi tipe produksi. Langkah ini dilakukan sejalan dengan rencana pemerintah untuk membidik pasar ekspor mobil di Australia.
"Dengan Australia, industri kendaraan telah mendapat previledge untuk mengekspor kendaraan bermotor. Cuma sayangnya, produk Indonesia belum sesuai permintaan pasar di sana," kata Direktur Industri Maritim, Alat Tranportasi dan Alat Pertahanan Putu Juli Ardika di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu 4 November 2019.
Menurut Putu, saat ini produsen dalam negeri lebih banyak memproduksi kendaraan bermotor seperti mobil paling banyak dengan jenis MPV. Sedangkan di Australia, permintaan pasar domestik paling banyak adalah kendaraan dengan tipe SUV dan sedan.
Karena itu, kata Putu, reorientasi tipe produksi menjadi penting bagi produsen domestik. Apalagi, pemerintah Indonesia, berkeinginan untuk mengatur pasar dalam negeri sebagai base line bagi ekspor untuk tujuan pasar global.
"Indonesia sudah memberikan banyak peluang bagi Australia, nah yang bisa menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara hanya dari sektor otomotif," ujar Putu.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mendukung langkah pemerintah untuk berinovasi mencari pasar baru guna mendorong ekspor mobil. Salah satunya, dengan mendorong produksi mobil Indonesia bisa diekspor ke Australia.
Menurut dia, Australia memiliki potensi pasar dalam negeri mencapai 1,4 juta unit setiap tahun. Apalagi, industri otomotif domestik Australia telah hilang sejak 2017 setelah sejumlah pabrik mulai tutup di sana. "Apalagi di sana ada industri otomotifnya sudah tutup sejak 2017, nah ini yang perlu untuk terus diupayakan," kata Kukuh.
Gaikindo mencatat pangsa ekspor mobil dari Indonesia meningkat sepanjang Januari hingga Oktober 2019. Misalnya, pasar ekspor mobil jadi (CBU) meningkat sebanyak 29 persen secara year on year dibandingkan pada 2018, menjadi 275.364 unit. Sedangkan ekspor mobil terurai atau completely knock down (CKD) naik 483 persen menjadi 397.885 unit secara yoy.