Sementara itu, jumlah penumpang pesawat di seluruh dunia terus meningkat, melebihi 4,3 miliar perjalanan sepanjang 2018. Negara dengan kontribusi terbesar masih dipegang Amerika Serikat dengan 590 juta orang. Disusul Cina dengan 515 juta orang dan India sebanyak 116 juta orang.
Anggota DPR Komisi V dari Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Sofyan Ali, sebelumnya mensinyalir ada permainan mafia minyak dalam penentuan harga avtur. Prasangka itu muncul lantaran saat ini harga avtur di dalam negeri lebih tinggi ketimbang harga yang berlaku di luar negeri.
"Soal avtur, apakah ini ketidaktahuan saya tentang adanya karut marut permasalahan di Pertamina? Apakah ini ada mafia-mafia di Pertamina?" ujarnya dalam rapat kerja DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 November 2019.
Sofyan merasa ganjil dengan penjelasan Pertamina soal avtur. Ia menduga ada yang tidak beres lantaran perusahaan minyak dalam negeri tidak punya patokan sendiri untuk menentukan tarif bahan bakar pesawat.
Dalam rapat tersebut, Pertamina menjelaskan ihwal penyebab tingginya harga avtur. Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Persero Basuki Trikora Putra mengatakan entitasnya mengacu pada harga minyak Mean of Platts Singapore atau MOPS.
"MOPS itu memang publikasi dari lembaga di Singapura untuk harga produk. Itu dipakai di negara- negara Asia Tenggara bahkan hingga Jepang pun itu menjadi harga acuan," ucap Basuki.
Dengan MOPS, harga avtur akan berubah dalam dua kali sebulan, yakni tiap tanggal 1 dan 15. Kebijakan ini, ujar Basuki, telah disepakati oleh pembeli, salah satunya maskapai penerbangan.
BISNIS | FRANCISCA CHRISTY