TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, sore ini, 3 Desember 2019, akan menggelar rapat membahas harga avtur di Indonesia yang masih tinggi. Luhut yakin, ada sesuatu yang tidak beres pada bisnis bahan bakar pesawat terbang ini.
"Kami sudah minta, semua harus efisiensi, cost ini ujungnya efisiensi. Kenapa orang lain bisa lebih murah dari kita? Pasti ada yang salah," kata dia dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perhubungan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember 2019.
Untuk itu, dia berkomitmen menyelesaikan masalah ini. Salah satunya mengundang perusahaan lain menjual avtur di Indonesia, selain Pertamina, agar harga turun. "Jangan satu, jangan monopoli, di mana-mana monopoli ndak bagus," kata dia.
Ia mengklaim banyak perusahaan yang mau menjual avtur di Indonesia. Sehingga, kata dia, Kementerian Perhubungan tinggal melalukan seleksi saja. "Kira-kira mana yang memenuhi standar," kata dia.
Selain Pertamina, sebenarnya sudah ada PT AKR Corporindo Tbk yang menjual avtur di Bandara Khusus Indonesia Morowali Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah. Tapi, area penjualannya masih terbatas di bandara itu saja.
Di daerah lain, harga avtur masih sangat tinggi sehingga industri penerbangan pun yang menanggung bebannya. Pesawat Wings Air rute Manado-Naha, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, misalnya, berhenti beroperasi sejak 3 Oktober 2019.
Penerbangan dihentikan karena mahalnya harga avtur. Menurut Wings Air, harga avtur per liter di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Rp 7.970 sedangkan di Bandara Samratulangi Manado Rp 10.080 per liter.
FAJAR PEBRIANTO