TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pelaku minyak dan gas mengidentifikasi cara untuk menaikkan lifting migas Tanah Air. Pasalnya, angka tersebut saat ini trennya terus menurun, dari 800 ribu barel per hari ke 700 ribu barel per hari. Angka itu pun cenderung akan berlanjut.
"Padahal, kami punya data ada 1,6 miliar barel (minyak) bisa diperoleh dengan EOR (enhanced oil recovery)," ujar Luhut di Kantor Kementerian Meritim dan Investasi, Jakarta, Senin, 2 Desember 2019. EOR adalah salah satu metode pengurasan minyak tahap lanjut.
Luhut meminta semua pihak untuk segera membuat rencana menggunakan EOR untuk bisa meningkatkan produksi minyak hingga 1 juta barel per hari untuk beberapa tahun ke depan. Saat ini, lifting minyak berada pada kisaran 745 ribu barel per hari.
"Jadi turun kira-kira berapa ribu barel dari target," kata Luhut. Ia mengatakan EOR adalah cara yang paling cepat untuk menggenjot lifting minyak tersebut, sembari dilakukan pencarian sumber yang baru. "Jadi kita identifikasi sumur-sumur yang kecil yang EOR-nya bisa 5.000-20.000 barel per hari, itu dikumpulin dan itu bisa karena masih ada 1,6 miliar barel yang bisa dilakukan EOR."
Setelah rapat pertama ini, Luhut mengatakan pembicaraan itu akan dilanjutkan lagi pada 25 Januari 2019. Pada pertemuan berikutnya, para pelaku migas diminta memaparkan di mana saja sumur yang akan dikuras dan berapa besarnya. Serta berapa lama EOR bisa dilakukan. "Juga apa yang bisa dilakukan pemerintah."
Terkhusus untuk Pertamina, Luhut meminta perusahaan pelat merah ini untuk serius melihat rencana ini. Ia mengatakan Direktur Utama Pertamina Nicke Wisyawati sudah berkomitmen melaksanakan metode tersebut.