TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan telah menggelar rapat dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation Tadashi Maeda, bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, serta Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.
Luhut mengatakan pertemuan itu untuk membicarakan soal invetasi dari JBIC ke Indonesia dalam bentuk dana abadi alias sovereign wealth fund. Pertemuan itu adalah tindak lanjut dari pertemuan di Tokyo, 20 November lalu. "Dia sangat tertarik dengan rencana Presiden Jokowi melakukan transformasi ekonomi dari commodity based menjadi value added based," ujar Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin, 2 Desember 2019.
Luhut mengatakan investasi itu akan masuk ke berbagai bidang, salah satunya energi bersih. Terkait nominalnya, menurut dia, akan sangat besar. "Kalau sudah sovereign wealth fund kan kalau bisa masuk 10-20 miliar dolar bisa dikali tiga," tuturnya. Meski demikian, ia belum bisa mengungkap berapa rincian dana yang bisa masuk.
Di lokasi yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan rapat bersama JBIC membicarakan berbagai kemungkinan kerja sama. Sebab, sekarang lembaga tersebut telah memiliki fleksibilitas dan ide-ide. "Mereka tertarik dengan inisiatifnya Indonesia untuk membuat berbagai macam funding yang bisa melakukan investasi di Indonesia," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan JBIC melihat Indonesia tengah dalam proses pembuatan infrastructure fund, sehingga mereka menawarkan berbagai kolaborasi yang telah mereka lakukan dengan berbagai negara dengan membentuk funding. Ia pun menyebut mereka tertarik juga berpartisipasi dalam bentuk kepemilikan atau equity financing.
"Itu berarti bagus karena tidak menambah exposure terhadap utang. Namun, dia bisa invest di Indonesia," kata Sri Mulyani. JBIC juga, kata dia, mendukung pemikiran Indonesia untuk melakukan hilirisasi dari proyek-proyek pertambangan. Terutama hilirisasi nikel di mana Indonesia memiliki potensi untuk menjadi produsen baterai elektrik
"Mereka juga tertarik investasikan di sektor perumahan dan urban development planning termasuk mass rapid transit, sehingga nanti bisa dikombinasikan program pembangunan di bidang perumahan dengan pembangunan agreeding dari kota-kota di Indonesia," ujar Sri Mulyani.
CAESAR AKBAR