TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir menargetkan restrukturisasi utang PT Krakatau Steel Persero akan kelar pada Desember ini. Restrukturisasi utang dilakukan untuk menyehatkan likuiditas perusahaan baja negara.
"Krakatau Steel harus ada restrukturisasi utang di Desember," ujar Erick dalam rapat Komisi VI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 1 Desember 2019.
Krakatau Steel telah melakukan restrukturisasi utang sejak semeseter kedua 2019. Pada November lalu, restrukturisasi utang Krakatau Steel telah mencapai 78 persen. Secara keseluruhan, Krakatau Steel harus merestrukturisasi utangnya sebesar US$ 2,2 miliar.
Erick mengatakan restrukturisasi utang mesti dilakukan lantaran utang yang ditanggung perseroan saat ini sudah hampir jatuh tempo. Selain kebijakan restrukturisasi, Erick akan mengkaji keberadaan anak-anak usaha di bawah Krakatau Steel.
Ia menyatakan anak-anak usaha perseroan pelat merah tersebut saat ini berjumlah 60 perusahaan. Ia memungkinkan bakal segera mengeluarkan peraturan menteri untuk mengevaluasi keberadaan anak-anak usaha.
Sebelumnya, Krakatau Steel sudah meneken perjanjian kredit restrukturisasi dengan enam perbankan dan lembaga keuangan. Di antaranya Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia atau BNI, Bank ICBC Indonesia, Bank Rakyat Indonesia atau BRI, Bank Central Asia atau BCA, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim menemui Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin untuk minta bantuan jmelepaskan utang-utang perseroan. Silmy berniat melibatkan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA.
"Kita ketahui bahwa utangnya besar sekali. Ada kemungkinan misalnya kita melibatkan PPA," katanya pada Oktober lalu.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | EKP WAHYUDI