TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menguat pada awal perdagangan hari ini menjelang rilis data inflasi bulan November.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka naik 0,2 persen atau 11,78 poin di level 6.023,61. IHSG lalu menguat ke level 6.033,89 dengan kenaikan 0,37 persen atau 22,07 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.011,83 dengan kenaikan tajam 0,99 persen atau 58,77 poin. Seluruh sembilan sektor terpantau bergerak positif pada Senin (2/12) pagi, dipimpin industri dasar (+0,76 persen), properti (+0,65 persen), dan barang konsumen (+0,61 persen).
Adapun sebanyak 98 saham menguat, 71 saham melemah, dan 495 saham stagnan dari 664 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 0,98 persen dan 0,76 persen menjadi pendorong utama atas pergerakan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 menguat 0,48 persen atau 2,54 poin ke level 532,08 pukul 09.10 WIB, setelah berakhir naik tajam 01,04 persen atau 5,44 poin di posisi 529,54 pada Jumat pekan lalu.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga bergerak positif pada Senin (2/12) pagi, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang (+0,99 persen), indeks Kospi Korea Selatan (+0,34 persen), dan indeks Hang Seng Hong Kong (+0,44 persen). Di Cina, dua indeks saham utamanya, indeks Shanghai Composite dan blue chip CSI 300 China masing-masing ikut naik 0,56 persen dan 0,63 persen.
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG kembali menguat didukung oleh positifnya bursa regional pagi ini dan berita positif global. Terkait kelanjutan perang dagang antara AS dan Cina.
Harian China Global Times pada Ahad kemarin menuliskan bahwa prioritas utama Cina dalam negosiasi perdagangan fase satu dengan Amerika Serikat adalah penghapusan tarif barang-barang Cina yang berlaku saat ini. Di sisi lain, Amerika Serikat saat ini tengah bersiap untuk mengenakan tarif tambahan 15 persen terhadap produk-produk senilai US$ 156 miliar asal Cina pada 15 Desember mendatang.
Dari dalam negeri, pasar menantikan rilis data terkait inflasi pada hari ini. Konsensus pasar memperkirakan inflasi di bulan November 2019 sebesar 0,2 persen MoM dan 3,06 persen yoy. Sedangkan untuk inflasi inti sebesar 3,16 persen yoy.
“Kami memperkirakan IHSG akan kembali menguat didukung oleh positifnya bursa regional pagi ini dan berita positif global,” tutur Samuel Sekuritas melalui publikasi riset hariannya.
Hal senada disampaikan oleh Indosurya Bersinar Sekuritas yang memprediksi IHSG akan bergerak di zona hijau pada perdagangan hari ini. “Mengawali bulan ke-12, IHSG masih terlihat akan bergerak pada zona hijau, dimana rilis data perekonomian inflasi yang dilansir hari ini tersinyalir akan berada dalam kondisi terkendali,” kata Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya.
Hal tersebut dapat menjadi sentimen positif terhadap pola gerak IHSG. Sementara itu, capital inflow yang nasih tercatat secara ytd cukup besar dibandingkan outflow tahun sebelumnya menunjukkan minat investor terhadap pasar modal Indonesia yang masih cukup besar. “Hari ini IHSG berpotensi untuk naik di level 5.912 – 6.123,” ucap William.
BISNIS