TEMPO.CO, Jakarta - Kilang aromatik milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, akan kembali “bernyawa”. Sebab, setelah mengakuisisi induk usahanya, yakni PT Tuban Petrochemical Industries (induk usahanya), PT Pertamina (Persero) akan membangun TPPI menjadi pabrik petrokimia terpadu.
Direktur Perencanaan, Investasi, dan Manajemen Risiko PT Pertamina Heru Setiawan mengatakan perseroan akan menghubungkan kompleks petrokimia terintegrasi tersebut dengan proyek kilang baru (new grass root refinery) yang sedang digarap perseroan bersama perusahaan minyak dan gas asal Rusia, Rosneft Oil Company. “Sudah ada perencanaannya. Nanti di situ kan ada Rosneft, kilang Tuban. Kami akan mengembangkan industri petrokimia,” ujarnya di sela acara “Pertamina Energi Forum 2019” di Jakarta, Rabu, 27 November 2019.
Pabrik TPPI dulu memang dirancang terintegrasi. Tak hanya menjadi kilang aromatik yang menghasilkan bahan baku untuk tekstil, TPPI disiapkan sebagai fasilitas pengolahan olefin yang memproduksi senyawa turunan untuk bahan baku plastik. Namun rencana ini tak kunjung terealisasi. Perseroan justru terimpit utang jumbo.
Cekaknya modal membuat nasib kilang TPPI bak hidup segan mati tak mau. Lima tahun terakhir, fasilitas pengolahan dioperasikan dengan skema manajementolling fee. Dalam konsep ini, Pertamina memasok bahan baku kondensat dan mengambil semua produk. Adapun TPPI menerima komisi jasa pengolahan.
Belakangan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkomitmen menghidupkan mimpi lama TPPI. Dia bahkan memerintahkan kompleks TPPI ditetapkan sebagai kawasan industri petrokimia. Ia mengalkulasi, beroperasinya kilang TPPI akan menurunkan impor bahan bakar minyak jenis Premium hingga 19 persen dan solar sekitar 40 persen.