TEMPO.CO, Makassar - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menyebutkan bahwa Indonesia belum menghasilkan udang yang luar biasa karena masih berada di urutan kelima dunia. Oleh sebab itu diharapkan agar produksi udang secara nasional bisa lebih ditingkatkan.
“Nilai ekspor udang belum begitu luar biasa,” kata Edhy dalam sambutannya saat meresmikan industri pembibitan udang dan ikan di Dusun Jalange, Kelurahan Mallawa, Kabupaten Barru, pada Ahad 1 Desember 2019.
Menurut dia, porsi ekspor udang ke pasar dunia sekitar US$ 1,8 juta atau hanya kurang dari 5 persen. Sedangkan nilai pasar udang di dunia diestimasi mencapai US$ 39,1 miliar.
Namun Edhy optimistis, dengan dukungan dari pemerintah daerah hingga ke pusat, maka Indonesia bisa menjadi ekspor nomor satu di dunia. "Saya optimis kita mampu mengembalikan supremasi udang menjadi nomor satu di dunia,” ucap politisi Partai Gerindra ini.
Data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Lmenyebutkan bahwa total import udang Uni Eropa berkisar 650.000 ton, dari Indonesia baru 1,2 persen pada tahun 2018.
Sementara, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan jika PT. Esaputlii Prakarsa Utama merupakan penyuplai udang terbesar di Indonesia. Dengan industri pembibitan udang dan ikan seluas 17 hektar.
Dia mengatakan, udang vannamae di Sulsel mulai dikenal sejak tahun 2003, dengan ekspor yang dihasilkan sebesar 7.055 ton tahun 2008. Karena itu sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu tulang punggung untuk mendongkrak ekonomi Sulsel.
“Potensi tambak di Sulsel cukup besar, yaitu sebanyak 9.600 hektare yang efektif untuk budidaya udang vannamae,” kata Andi Sudirman melalui keterangan tertulisnya.
Didit Hariyadi