Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cangkul Masih Impor, Sukabumi Siap Produksi Massal

Reporter

image-gnews
Seorang warga mencangkul danau yang mengering di Kandal, Kamboja, 26 April 2016. Selama beberapa minggu, hampir seluruh provinsi di Kamboja dilanda kekeringan. REUTERS/Samrang Pring
Seorang warga mencangkul danau yang mengering di Kandal, Kamboja, 26 April 2016. Selama beberapa minggu, hampir seluruh provinsi di Kamboja dilanda kekeringan. REUTERS/Samrang Pring
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyatakan siap memproduksi cangkul secara massal untuk memenuhi kebutuhan pasar baik dari dalam maupun luar daerah serta permintaan pengadaan pemerintah.

"Di Kabupaten Sukabumi banyak perajin cangkul mulai di Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kalapanunggal, Nyalindung dan lain-lain tentunya ini bisa menjadi peluang bisnis dan mendongkrak pendapatan pandai khususnya perajin alat pertanian ini," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Sumber Daya Mineral (DPESDM) Aam Amar Halim di Sukabumi, Sabtu, 30 November 2019.

Dia mengakui masih ada kendala dalam memproduksi cangkul yang tidak hanya keterbatasan alat (teknologi) yang digunakan, tetapi cangkul dari Kabupaten Sukabumi belum memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).

Maka dari itu, pihaknya saat ini tengah berupaya agar cangkul yang diproduksi pandai besi dari kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini lolos uji dan sesuai dengan SNI. Standardisasi produk ini sangat penting agar bisa masuk e-katalog pengadaan barang yang dilakukan pemerintah khususnya pusat.

Menurutnya, Pemkab Sukabumi pun terus berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian RI terkait SNI agar cangkul karya perajin dari Sukabumi bisa sesuai spesifikasi yang diinginkan oleh pemerintah.

Selain itu, selama ini cangkul yang dibuat pandai besi baru sebatas permintaan dari rumahan ataupun pasar tradisional dan belum bisa menembus e-katalog padahal perajin pacul jika diminta memproduksi secara maka mereka akan siap untuk memenuhinya.

Apalagi belum lama ini Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki meninjau langsung pembuatan cangkul di salah satu bengkel di wilayah Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat dan secara tegas cangkul dari Cibatu ini kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan produk impor seperti China.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentunya dengan kedatangan utusan Presiden RI Joko Widodo itu perajin tambah bersemangat untuk membuat cangkul secara massal namun, sebelum itu dilaksanakan pihaknya ingin cangkul Sukabumi sudah ber-SNI.

"Setelah ada SNI kami juga akan melatih para perajin agar cangkul yang diproduksi tersebut sesuai SNI sehingga bisa diserap oleh pemerintah pusat," ujarnya.

Di sisi lain, Aam mengatakan tidak hanya SNI yang menjadi perhatian Pemkab Sukabumi hingga Kementerian Perindustrian RI tetapi, alat untuk membuat cangkul harus berteknologi tinggi.

Selama ini, pandai besi membuat cangkul secara manual yang menyebabkan produksinya terbatas ditambah lagi minimnya regenerasi perajin alat pertanian ini. Dengan adanya alat yang canggih untuk memproduksi cangkul tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu besar karena, bisa dikerjakan secara otomatis.

Maka dari itu, Pemkab Sukabumi berupaya meminta kepada pemerintah pusat untuk bisa memberikan bantuan berupa alat produksi cangkul. Bantuan yang diberikan kepada perajin ini berupa pembelian secara kredit dalam bentuk alat agar mereka bisa terus berkarya dan mempunyai tanggung jawab.

Tidak hanya itu, ia pun mengimbau kepada perajin atau pengusaha cangkul Sukabumi agar memanfaatkan media sosial atau pasar elektronik dalam memasarkan produknya dan pihaknya tengah membuat aplikasi e-commerce berupa katalog digital produk hasil industri lokal.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

6 jam lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita . (ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/rst)
Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.


Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

1 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

1 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

2 hari lalu

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani ketika ditemui di Kemenko Marves pada Selasa, 22 Agustus 2033. TEMPO/Riri Rahayu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.


Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

3 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

3 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

3 hari lalu

Warga menggiling biji kopi Robusta  petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

4 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.