Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nadiem Makarim Ungkap Keluhan Soal Anak Muda yang Baru Bekerja

Reporter

image-gnews
Mendikbud Nadiem Makarim mendongeng di hadapan anak-anak di Jakarta, Selasa, 26 November 2019. (BKLM Kemendikbud)
Mendikbud Nadiem Makarim mendongeng di hadapan anak-anak di Jakarta, Selasa, 26 November 2019. (BKLM Kemendikbud)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Nadiem Makarim membeberkan persoalan yang kerap dikeluhkan perusahaan kepada anak muda yang pertama kali masuk bekerja. Ia mengatakan keluhan perseroan soal sumber daya manusia relatif sama, apa pun bidang pekerjaannya, yaitu menyoal komunikasi, kedisiplinan, hingga kemampuan berpikir.

"Meski bidang perusahaannya technical competence-nya berbeda-beda, tapi komplainnya sama, yaitu (anak muda) tidak bisa komunikasi dengan baik, skill kolaborasi kurang baik, kurang baik dari sisi disiplin. Selain itu, soal follow up pekerjaan, soal ketepatan waktu, lalu tidak bisa membuat keputusan mandiri dan menyelesaikan masalah secara independen, serta kalau melakukan sesuatu enggak kritis," ujar Nadiem di Ballroom Ritz Carlton, Jakarta, Kamis, 28 November 2019.

Menurut dia, pelbagai persoalan itu bukan hanya terjadi di Indonesia. Bahkan, tuturnya, negara seperti Amerika Serikat pun masih mengalami perkara yang sama. Sehingga, itu menjadi pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan.

Nadiem menduga apa yang dilakukan oleh sistem pendidikan yang ada sudah ketinggalan. Sebab, pembelajaran dari tingkat pendidikan dasar hingga universitas pun belum berfokus kepada beberapa keahlian atau skill yang penting, seperti misalnya kolaborasi, komunikasi, hingga berpikir kritis.

Karena itu, menurut Nadiem, solusi yang perlu dilakukan adalah menggeser sistem pendidikan saat ini untuk menghasilkan kompetensi yang lebih baik. Namun, caranya dinilai sangat rumit, meski ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

"Pertama, bagaimana kita bisa expect murid-murid kita menjadi kreatif dan kolaboratif kalau mentor dan sekolah mereka tidak kreatif dan inovatif," ujar Nadiem. Di samping itu, ia melihat masih banyak aturan dan regulasi yang tujuannya baik, namun kurang tepat dalam pelaksanaannya.

Dalam kesempatan yang sama, Nadiem menyebut salah satu terobosan yang akan diambil adalah menerapkan kurikulum pendidikan yang fleksibel. Hal ini sejalan dengan rencana pemangkasan jumlah aturan dan regulasi, sembari meningkatkan jumlah layanan dan sumber daya kepada sekolah-sekolah.

"Kami pelayan bukan pengawas, kami bukan regulator saja tapi pelayan dan pembantu sekolah dengan dengan cara membuat fleksibiltias dalam kurikulum, fleksibilitas tata kelola organisasi di suatu sekolah," ujar Nadiem.

Nadiem menilai keberagaman Indonesia begitu besar. Sehingga, hal-hal semacam standardisasi justru berdampak buruk. Ia mengatakan Indonesia tidak bisa diatur dengan satu standar dan satu cara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Contohnya saja untuk sebuah sekolah di Jakarta. Pelajaran matematika dan seni bisa dibarengi untuk anak kelas dua. Namun, di daerah lain bisa saja matematika dipelajari di kelas dua, namun seni di kelas enam.

Menurut Nadiem, selama ini kurikulum pendidikan di Tanah Air cenderung mengungkung. "Ini sistem administratif tidak ada kelonggaran, semua harus kejar silabus, harus tuntas, dan banyak yang tertinggal," tuturnya.

Dia mengatakan nantinya konsep yang ditawarkan adalah 'Merdeka Belajar'. Dia berharap semua instansi dalam rantai sistem pendidikan bisa merdeka dari aturan.

Dengan konsep tersebut, sekolah yang mulanya bersifat mengawasi akan berubah melayani. Selain itu, kemerdekaan guru guru bertransformasi menjadi kemerdekaan murid menentukan arah dan level yang cocok.

Konsep yang ditawarkan tersebut, kata Nadiem Makarim, bakal sangat berbeda dengan konsep yang diterapkan sekarang. Sehingga, ia menyadari bahwa konsep tersebut tidak mungkin tercapai dalam periode 5 tahun saja, melainkan butuh 10-15 tahun. "Ini adalah suatu path sistem pendidikan kita, dalam lima tahun ini kita akan mengganti prosesnya," ujar dia.

CAESAR AKBAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

2 hari lalu

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, usai mengikuti pembacaan putusan sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi, pada Senin sore, 22 April 2024. Pertemuan itu berlangsung di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini.


10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

2 hari lalu

Pemandangan udara sejumlah poton kayu saat mengeruk dasar laut untuk deposit bijih timah di lepas pantai Toboali, di pantai selatan pulau Bangka, 1 Mei 2021. Pulau Bangka telah dieksploitasi secara besar-besaran di darat, dan meninggalkan bagian-bagian pulau. REUTERS/Willy Kurniawan
10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.


Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

4 hari lalu

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pada acara peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (25 November 2023). Acara ini dihadiri sekitar 7,500 guru. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.


7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

5 hari lalu

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD. Foto: Canva
7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD.


4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

6 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

8 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

9 hari lalu

Ilustrasi wawancara kerja. shutterstock.com
Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

Berikut saran buat yang sedang mempersiapkan diri untuk membangun karir di perusahaan terbaik, baik domestik maupun internasional.


Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

9 hari lalu

Siswa Sekolah Dasar Islam Excellent Plus Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengenakan pakaian adat untuk seragam sekolah. Foto: SF Islam Excellent Plus/Istimewa
Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan Permendikbud Ristek soal pakaian adat sebagai seragam sekolah pada waktu tertentu adalah Bukittinggi.


Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

9 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?


Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

9 hari lalu

Pedagang seragam sekolah menunggu calon pembeli di Pasar Jatinegara, Jakarta, Minggu, 5 Juli 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.