Menurut Fajriyah, Pertamina juga memiliki infrastruktur energi yang luas hingga pelosok negeri. Misalnya saja 112 Terminal BBM alias TBBM, 9.677 kilometer jalur pipa, sekitar 10.000 mobil tangki dan 6.781 SPBU di seluruh Indonesia.
Ia pun mengklaim Pertamina sudah memiliki jaringan infrastruktur yang lengkap untuk distribusi. "Ada juga skema distribusi reguler, alternatif dan emergency untuk memastikan ketersediaan BBM untuk masyarakat," tuturnya. “Pertamina juga telah membangun 161 titik BBM Satu Harga untuk mendistribusikan BBM hingga ke wilayah pelosok atau yang dikenal dengan 3T, terdepan, terpencil dan terluar."
Sebelumnya, Rifky mengatakan persoalan tipisnya stok harus disikapi oleh jajaran petinggi perusahaan, termasuk Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Sekarang ini stok kita hanya 12 hari, dengan luas wilayah seperti ini, enggak cukup," ujar dia di Balai Sarwono, Jakarta, Rabu, 27 November 2019. Imbas dari cadangan bahan bakar yang tipis adalah satu per satu daerah di Indonesia mulai mengeluhkan adanya kekurangan BBM.
Idealnya, berdasarkan standar internasional, stok BBM yang mesti dimiliki suatu negara harus mencapai 90 hari. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan jepang sudah memiliki stok melebihi standar tersebut. Begitu pula dengan Thailand dan Vietnam yang menuju ke tingkat tersebut.